Laman AFP, Jumat, 14 Juni 2019 melaporkan ruas-ruas jalanan kota Hong Kong kembali ramai. Masyarakat juga sudah beraktivitas seperti biasa.
Bank-bank yang tutup pada Rabu lalu kini dibuka kembali. Meski demikian, polisi terus mengawasi salah satu kota pusat keuangan Asia tersebut.
Demonstrasi rencananya akan dilanjutkan pada akhir pekan. Pasalnya, pemerintah kota tidak menunjukkan tanda-tanda menghentikan dukungan untuk RUU yang kontroversial ini.
Para pedemo khawatir langkah pemerintah ini akan merusak kebebasan dan kepercayaan di Hong Kong. Karenanya massa bertekad terus berdemonstrasi hingga pemerintah menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan pembahasan RUU Ekstradisi.
Kerusuhan pada Rabu lalu memaksa pihak berwenang menutup kantor pemerintah selama seminggu. Tekanan diplomatik terhadap Hong Kong meningkat.
Akibat kerusuhan tersebut, sebanyak 72 orang terluka dan dua diantaranya dalam kondisi serius. Selain itu, banyak demonstran yang melakukan mogok kerja untuk berpartisipasi dalam demo.
Baca juga: Otoritas Hong Kong Tutup Kantor Pemerintah Usai Kerusuhan
Ken Lam, salah seorang demonstran berusia 20-an mengatakan dia akan tetap mogok kerja hingga RUU itu dihapuskan. "Saya tidak tahu apa rencana para pedemo hari ini, kami hanya akan mengikuti arus, tetapi kami pikir jumlah hari ini lebih sedikit dari kemarin dan akan lebih damai," tuturnya.
Ini menandai beberapa kekerasan terburuk untuk mengguncang pusat keuangan sejak Inggris mengembalikannya ke pemerintahan Tiongkok pada tahun 1997 dengan jaminan otonomi dan kebebasan yang luas, termasuk sistem hukum yang terpisah dan kebebasan berbicara.
RUU ekstradisi yang menjadi biang keladi demonstrasi akan memungkinkan orang-orang dikirim ke daratan Tiongkok untuk diadili. RUU ekstradisi telah memicu kekhawatiran yang tidak luas, baik secara lokal maupun internasional, bahwa aturan itu berisiko lebih lanjut perambahan dari pejabat Tiongkok dan mengancam supremasi hukum yang menopang status keuangan internasionalnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News