Ribuan orang mengiringi proses pemakaman Ko Ni, seorang pengacara Muslim, di Yangon, Myanmar, 29 Januari 2017. (Foto: AFP/YE AUNG THU)
Ribuan orang mengiringi proses pemakaman Ko Ni, seorang pengacara Muslim, di Yangon, Myanmar, 29 Januari 2017. (Foto: AFP/YE AUNG THU)

Myanmar Tangkap Empat Orang Terkait Penembakan Pengacara Muslim

Willy Haryono • 01 Februari 2017 17:17
medcom.id, Mandalay: Kepolisian Myanmar menangkap empat orang terkait pembunuhan pengacara Muslim yang juga penasihat pemimpin de facto Daw Aung San Suu Kyi. 
 
Kematian U Ko Ni meningkatkan kekhawatiran mengenai transisi Myanmar dari kediktatoran militer ke demokrasi. 
 
Ko Ni ditembak mati di bagian kepala saat hendak meninggalkan Bandara Internasional Yangon pada Minggu 29 Januari. Pada saat ditembak, Ko Ni sedang menggendong cucunya. 

Pembunuhan terjadi saat Myanmar berusaha keluar dari bayang-bayang dominasi militer dan kekerasan sektarian antara mayoritas Buddha terhadap minoritas Muslim. 
 
Polisi mengaku menangkap U Myint Swe, yang dituduh sebagai otak di balik pembunuhan Ko Ni, di dekat perbatasan Thailand. U Kyi Lin, yang dituding sebagai eksekutor, ditangkap tak lama setelah penembakan. Aparat tidak merilis identitas dua lainnya. 
 
Otoritas Myanmar belum mengungkapkan motif penembakan, namun kantor kepresidenan menyebut pembunuhan itu dilancarkan untuk "mengganggu stabilitas negara."
 
Myanmar Tangkap Empat Orang Terkait Penembakan Pengacara Muslim
Pengacara Muslim ternama di Myanmar, Ko Ni. (Foto: Reuters)
 
Seorang anggota Liga Nasional untuk Demokrasi, Ko Ni dibunuh setelah kembali dari Indonesia bersama beberapa pejabat lainnya. Ia ke Indonesia untuk mendiskusikan demokrasi dan resolusi konflik.
 
Myanmar sejak lama dilanda kekerasan sektarian antara Budha dengan Muslim. Suu Kyi, peraih penghargaan Nobel, dikecam sejumlah pihak karena dinilai tidak melakukan tindakan tegas untuk mengakhiri kekerasan, yang sebagian besar terjadi terhadap etnis Rohingya di Rakhine. 
 
Pemakaman Ko Ni, 65, dihadiri ribuan orang. Suu Kyi dilaporkan tidak hadir. 
 
Meski partai Suu Kyi meraih kemenangan besar dalam pemilihan umum pada 2015, militer Myanmar masih memegang kekuatan besar di pemerintahan. Militer Myanmar dituduh sebagai kekuatan di balik operasi besar-besaran terhadap Rohingya. Operasi militer di Rakhine memicu eksodus Rohingya ke Bangladesh dan negara lainnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan