"Sejalan dengan imbauan yang telah kami keluarkan, kami memandang Hong Kong masih relatif aman. Hanya saja perlu dihindari kawasan yang menjadi pusat demonstrasi," ujar Mandala kepada Medcom.id, Selasa, 2 Juli 2019.
Dia menambahkan, telah mengeluarkan imbauan untuk para warga negara Indonesia yang berada maupun akan mengunjungi Hong Kong. Imbauan terakhir dikeluarkan pada 30 Juni lalu.
"KJRI mengimbau agar WNI berhati-hati, waspada, tetap tenang dan menghindari wilayah pusat demonstrasi, yaitu Admiralty dan Central," terangnya.
"Selain itu, (KJRI Hong Kong) juga mengimbau agar WNI menahan diri untuk mengunggah di media sosial dan membuat kegaduhan terkait demonstrasi," imbuhnya.
Mandala menjelaskan bahwa kerusuhan hanya terjadi di wilayah Admiralty, yang merupakan lokasi Gedung Parlemen dan kantor pemerintahan Hong Kong. Sementara di luar kawasan tersebut aktivitas berlangsung normal dan aman.
Karenanya, menurut dia tak perlu adanya evakuasi WNI di sana. Mandala menambahkan, hingga saat ini juga belum ada perwakilan asing yang mengeluarkan Travel Warning.
Sebanyak 160 ribu WNI berada di Hong Kong. Sebagian besar dari mereka adalah pekerja migran.
Baca juga: Massa Pecahkan Kaca Gedung Parlemen Hong Kong
Dalam beberapa pekan terakhir, Hong Kong mengalami krisis politik. Pengunjuk rasa berdemo menentang pembahasan RUU Ekstradisi yang memungkinkan para pelaku kriminal diadili di daratan Tiongkok.
Kemarin, unjuk rasa kembali terjadi dan malah berujung ricuh. Pendemo yang mayoritas anak muda memaksa masuk Gedung Parlemen.
Setelah memecahkan kaca, mereka menggeledah gedung, memasang bendera era kolonial Hong Kong, dan mencoret lambang kota dengan cat hitam. Tak hanya itu, mereka juga merusak gambar para pemimpin Hong Kong terdahulu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News