Kepada Medcom.id pada 28 Maret 2019, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menceritakan sebuah kisah mengenai salah satu diplomat Indonesia yang menyelamatkan seorang WNI di Jeddah.
Menlu Retno menyebut diplomat tersebut memiliki passion kuat dalam memberikan perlindungan terhadap WNI. Suatu ketika, ia dihadapkan pada suatu kasus pembunuhan yang menjerat seorang WNI.
"Tidak, orang ini harus tetap dihukum mati," ujar Menlu Retno, mengutip ucapan pihak keluarga korban pembunuhan. Tidak pantang menyerah, diplomat RI berusaha mendekati pihak keluarga.
Salah satu yang didekati adalah ibu dari korban. Dengan intensitas pertemuan dan komunikasi intens, sang diplomat dan ibu korban berhubungan baik, bahkan menjalin suatu ikatan emosi.
"Suatu ketika, ibu korban jatuh sakit, dan diplomat kita membawanya ke rumah sakit. Setelah sembuh, ibu itu mengatakan kepada pengadilan, 'saya mengampuni dia (WNI yang terjerat kasus pembunuhan)," papar Menlu Retno.
"Saya suka merinding jika menceritakan yang seperti itu," lanjutnya.
Dari kisah tersebut, Menlu Retno menuturkan bahwa banyak dinamika terjadi di balik perlindungan WNI. Menurutnya, seorang diplomat harus berjuang ekstra keras dalam melindungi WNI di negara tempatnya ditugaskan.
"Kalau sudah bertekad melindungi WNI, maka kita sudah tidak punya jam kantor," ujar Menlu Retno.
Karena WNI tersebar di banyak negara, Menlu Retno mengaku selalu memegang telepon genggam setiap waktu. Bahkan saat tidur, ponsel selalu disimpannya di sisi kanan.
Hal itu dilakukan karena krisis dapat terjadi sewaktu-waktu. "Misalnya ada krisis dari Benua Amerika, berarti kalau di sana siang, di kita tengah malam. Jadi, begitulah konsekuensi kerja seorang diplomat," pungkas Menlu Retno.
Baca: Menlu Retno Tegaskan Siti Aisyah Didampingi Sejak Hari Pertama
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id