Jakarta: Wakil Presiden RI Jusuf Kalla akan menghadiri pertemuan kerja sama internasional untuk Belt and Road Initiative (BRI) forum di Tiongkok. Dalam pertemuan tersebut, ada tiga hal yang akan diangkat Indonesia, mulai dari perkuatan kerja sama hingga masalah lingkungan, yakni soal kelapa sawit.
Baca juga: Nilai Perdagangan Indonesia-Tiongkok Harus Berimbang.
"Dalam kesempatan ini, Indonesia akan menyampaikan pentingnya kelapa sawit sebagai salah satu alternative low carbon energy dan pentingnya kelapa sawit bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia mengingat banyaknya petani dan keluarga yang terlibat dalam industri kelapa sawit," kata Juru Bicara Kemenlu RI Arrmanatha Nasir, dalam jumpa pers di Kemenlu, Jakarta, Kamis, 25 April 2019.
"Beberapa isu lain yang akan di highlight oleh wapres adalah pentingnya sinergi dalam konteks BRI dan berbagai kerja sama lain, khususnya national development strategy," imbuhnya
Yang terakhir, imbuh Arrmanatha, pentingnya ownership dan national driven dalam konteks BRI. Arrmanatha mengatakan Indonesia menekankan berbagai program tersebut harus national development strategy, bukan global atau long-provider driven.
Jusuf Kalla juga akan menyampaikan pidato dalam sesi ketiga, yakni mengenai 'Promoting Green and Sustainable Development'. Selain itu, dia direncanakan melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden Tiongkok Wang Qishan.
Pagi ini, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bertemu dengan State Councilor yang merangkap Menlu Tiongkok Wang Yi. Keduanya membahas mengenai impor minyak kelapa sawit.
”Indonesia harapkan Tiongkok dapat segera realisasi komitmen untuk tingkatkan impor minyak kelapa sawit dari Indonesia,” demikian disampaikan Menteri Luar Negeri RI saat pertemuan dengan State Councilor/Menlu RRT Wang Yi di Great Hall of the People, Beijing.
Dalam pertemuan tersebut, kedua Menlu juga membahas upaya untuk meningkatkan kerja sama, baik pada tingkat bilateral, kawasan maupun multilateral.
Pertemuan BRI akan dilaksanakan pada 26 hingga 27 April 2019. Tiongkok menuturkan akan ada sekitar 37 kepala negara dan pemerintahan yang akan hadir dalam pertemuan ini, termasuk para kepala negara ASEAN.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id