medcom.id, Jakarta: Ledakan bom skala besar terjadi di Ibu Kota Kabul, Afghanistan. Pihak berwenang setempat menyebutkan 49 orang tewas dalam kejadian ini.
Namun pihak Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyebutkan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam insiden tersebut.
"Lokasi kejadian sekitar 1,2 kilometer dari KBRI dan diperkirakan termasuk high explosive (ledakan skala besar). Meskipun getaran ledakan terasa hingga KBRI Kabul, namun tidak menyebabkan kerusakan berarti," ujar Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu RI Lalu Muhammad Iqbal, dalam keterangan tertulis yang diterima Metrotvnews.com, Rabu 31 Mei 2017.
"Selain 14 WNI yg terdapat di dalam KBRI (termasuk Duta Besar dan Staf) juga terdapat 12 WNI yang berada di luar KBRI. Seluruhnya dilaporkan dalam keadaan baik," imbuhnya.
Bom meledak di kompleks diplomatik pada Rabu 31 Mei 2017. Daya ledak yang kuat membuat kaca jendela dari beberapa kedutaan asing hancur, selain juga milik rumah warga.
Tidak diketahui apa target dari serangan ini. Tetapi dapat dilihat dari serangan tersebut menunjukkan lemahnya keamanan di Afghanistan.
Lebih dari satu jam setelah ledakan, ambulans masih bolak-balik membawa korban luka ke rumah sakit. Sementara pihak pemadam kebakaran berupaya keras untuk mengendalikan api di beberapa bangunan.
"Selain menewaskan 49 orang, ledakan ini juga melukai 320 warga lainnya. Angka tersebut sudah dikonfirmasi oleh pemerintah," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan Waheed Majroh, seperti dikutip AFP.
Pihak pemerintah mengkhawatirkan bahwa jumlah korban tewas bisa bertambah. Kementerian Dalam Negeri Afghanistan pun meminta warga Kabul untuk mendonorkan darah mereka, karena rumah sakit sangat kekurangan pasokan darah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News