"Polisi dan pasukan keamanan menangkap mereka yang terlibat, tetapi mereka juga menangkap mereka yang 'tidur'," kata Wickremesinghe, dikutip dari CNN, Jumat 26 April 2019.
Wickremesinghe menambahkan, situasi di Sri Lanka belum bisa dikatakan aman meski status darurat telah diturunkan satu tingkat. Ia juga mengimbau agar warga tetap berada di dalam rumah jika tidak ada keperluan mendesak.
"Layanan keamanan terus bergerak. Kami tidak ingin adanya militan yang lolos dari jaring kami. Kerusakannya bisa meluas," ucap dia.
Baca: Jumlah Korban Tewas Bom Sri Lanka Direvisi Jadi 253 Orang
Akibat pengeboman beruntun pada Minggu Paskah 21 April kemarin, Keuskupan Agung Kolombo menangguhkan semua misa gereja Katolik hingga 29 April karena masalah keamanan.
Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Kolombo juga mengeluarkan peringatan bagi warganya untuk sementara waktu menjauhi tempat ibadah, seiring adanya peringatan dari pemerintah setempat.
Pemerintah Sri Lanka menyebut investigasi awal mengindikasikan serangan bom merupakan ‘balasan’ atas penembakan di dua masjid di Selandia Baru bulan lalu yang menewaskan 50 orang. Namun, pernyataan ini dibantah oleh Selandia Baru.
Penyelidikan terus dilakukan oleh otoritas Sri Lanka terkait pengeboman ini. Klaim serangan pun telah dinyatakan oleh kelompok militan Islamic State (ISIS). Namun Sri Lanka menuding pengeboman ini dilakukan oleh kelompok militan lokal, NTJ.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id