"Yang bisa kita (ASEAN) lakukan hanya memberikan wadah atau venue bagi semua pihak untuk berinteraksi. Dalam berbagai pertemuan pasti ada pembahasan itu," kata Ade, ketika ditemui di Jakarta, Rabu 21 Agustus 2019.
Tak hanya di pertemuan regional, lanjutnya, secara individual atau masing-masing negara anggota ASEAN juga menyampaikan dukungan dan juga melaksanakan kewajiban misalnya sanksi yang diterapkan.
"Tapi ASEAN itu selalu terbuka. Kalau memang bisa diatasi dengan soft approach atau people to people pasti dilakukan. Tapi kan di ASEAN itu harus dilakukan dengan konsensus," ucap Ade.
Ade menuturkan, di setiap kasus, ASEAN selalu berusaha seimbang. Artinya, tidak terlalu keras juga tidak terlalu lunak.
"Karena kita selalu percaya dengan pendekatan itu kita lebih mudah untuk bisa memberikan pengaruh dalam mengubah sikapnya suatu negara, dalam hal ini Korut," tutur dia.
Ade mengungkapkan bahwa saat ini yang hanya ingin dilakukan Korut adalah berdialog langsung dengan AS. ASEAN maupun pihak lainnya hanya sebagai penyedia wadah untuk berinteraksi.
Meski demikian, peran ASEAN tetap diapresiasi oleh beberapa pihak, salah satunya Korea Selatan. Dua negara anggota ASEAN, Singapura dan Vietnam telah berhasil menyelenggarakan KTT AS-Korut, masing-masing pada 2018 dan 2019.
Baca: Korsel Apresiasi Peran RI dan ASEAN di Semenanjung Korea
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News