Menlu Retno Marsudi di Bali Democracy Forum IX (Foto: Dok. Kemenlu RI).
Menlu Retno Marsudi di Bali Democracy Forum IX (Foto: Dok. Kemenlu RI).

Bali Democracy Forum Jadi Rujukan Dunia Tentang Demokrasi

Willy Haryono • 08 Desember 2016 16:24
medcom.id, Nusa Dua: Delegasi dari 95 negara dan enam organisasi internasional menghadiri Bali Democracy Forum (BDF) IX di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali, 8 Desember. Acara tahunan ini merupakan ajang diskusi dan berbagi pengalaman negara-negara dunia mengenai seluk beluk demokrasi. 
 
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan BDF telah menjadi aset dunia. 
(Baca: Jokowi: Indonesia Adalah Rumah Bagi Kemajemukan).
 
"BDF sudah menjadi rujukan dunia soal demokrasi. Dalam suasana nyaman, semua orang dapat menyampaikan pendapatnya," ungkap Menlu Retno di Auditorium BICC, Nusa Dua, Bali, Kamis (8/12/2016).
 
Untuk mengembangkan BDF lebih jauh, Menlu Retno telah membicarakan berbagai rencana dengan sejumlah negara. Salah satu ide yang muncul adalah diadakannya semacam chapter dalam BDF selanjutnya. 
 
"Jadi nanti ada BDF Chapter apa, Media Forum chapter apa, yang isunya lebih relevan dengan kawasan tertentu," tutur dia.
 
BDF IX berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena menghadirkan tiga tokoh ternama, yakni mantan Sekjen PBB Kofi Annan, mantan Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan dan peraih nobel perdamaian Ouided Bouchamaoui. 
 
Dalam BDF kali ini juga dijadwalkan adanya kunjungan ke Bina Insani, sebuah pondok pesantren di Tabanan yang beraktivitas dengan baik meski dibangun di wilayah mayoritas umat Hindu.
 
Presiden Jokowi tekankan toleransi beragama
 
Membuka Bali Democracy Forum IX yang berlangsung di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya toleransi beragama.
 
Bertemakan Religion, Democracy and Pluralism, BDF IX dihadiri delegasi 95 negara dan enam organisasi internasional. 
 
 
Presiden Jokowi menambahkan bahwa agama adalah karunia Allah bagi alam semesta, rahmatan lil alamin. Demokrasi membawa kehendak rakyat dan kebaikan bagi umat manusia, karena kita sadar bahwa toleransi diperlukan karena kita semua berbeda-beda.
 
Jokowi menyinggung mengenai kekhawatiran global yang dirasakannya dalam setiap pertemuan internasional. Kekhawatiran ini tidak lepas dari situasi global, di mana konflik lama terus berlangsung dan konflik baru bermunculan. 
 
"Termasuk perjuangan kemerdekaan Palestina yang masih belum berakhir. Ada juga berkembangnya paham radikalisme di beberapa sudut dunia, dan bertumbuhnya aksi xenophobia," ucap Presiden Jokowi. 
 
Menurut Jokowi, kegamangan ini perlu diatasi lewat rasa optimisme, yang dapat dihasilkan dari diskusi dan bertukar pengalaman di BDF IX. Jokowi menilai tema BDF IX relevan dengan situasi kawasan dan dunia saat ini. 
 
Budaya saling menghormati dan sifat toleransi, sambung Jokowi, telah menjadi benang yang mempersatukan masyarakat dunia yang berbeda-beda. 

 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan