"Emirat Islam Afghanistan mengutuk keras pengeboman dan serangan yang dilancarkan dari kubu Pakistan di tanah Afghanistan," ujar juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid kepada awak media melalui pesan suara.
"Ini adalah kekejaman, dan membuka jalan menuju permusuhan antara Afghanistan dan Pakistan. Kami menggunakan semua opsi untuk mencegah terulangnya (serangan semacam itu) dan juga menyerukan agar kedaulatan kami dihormati," tegasnya, dikutip dari aljazeera, Sabtu, 16 April 2022.
"Kubu Pakistan harus tahu jika sebuah perang terjadi, maka tidak akan menguntungkan pihak mana pun. Perang hanya akan menggoyang stabilitas di kawasan," ungkap Zabihullah Mujahid.
Sejauh ini pihak militer Pakistan belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait serangan udara di tanah Afghanistan, tepatnya di provinsi Khost dan Kunar.
Baca: 30 Orang Tewas dalam Serangan Udara Pakistan di Afghanistan
Satu hari usai serangan udara, ratusan warga sipil di Khost beramai-ramai turun ke jalan dan meneriakkan slogan anti-Pakistan. Mereka geram karena serangan tersebut dilakukan tanpa peringatan dan berujung pada tewasnya sejumlah warga sipil.
Ketegangan perbatasan antara Pakisttan dan Afghanistan terus meningkat sejak Taliban merebut kekuasaan pusat di Kabul pada Agustus 2021. Selama ini, militer Pakistan mengklaim bahwa sejumlah grup militan di Afghanistan kerap melancarkan serangan lintas batas ke negara mereka.
Taliban membantah telah membiarkan Afghanistan dijadikan tempat berlindung kelompok militan Pakistan. Selain itu, Taliban juga geram atas langkah Pakistan yang terus membangun pagar di area perbatasan yang memiliki panjang hingga 2.700 kilometer. Area perbatasan Pakistan dan Afghanistan ini biasa disebut dengan Durand Line.
Misi Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afghanistan (UNAMA) mengaku "sangat khawatir" atas adanya kematian warga sipil akibat serangan udara. UNAMA mengaku sedang berusaha memverifikasi segala sesuatunya terkait peristiwa tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News