Bentrokan meletus semalam di sepanjang perbatasan Azerbaijan-Armenia yang bergejolak di dekat wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan. Insiden inti menyebabkan tentara tewas di kedua sisi.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan 49 tentara tewas, menjadikan ini eskalasi paling mematikan sejak kedua pihak berperang enam minggu atas Nagorno-Karabakh yang merenggut lebih dari 6.500 nyawa.
Baca: 49 Tentara Armenia Tewas dalam Bentrokan dengan Azerbaijan. |
"Armenia harus menghentikan provokasinya dan fokus pada negosiasi damai dan kerja sama dengan Azerbaijan," sebut tweet Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu setelah panggilan telepon dengan rekannya dari Azerbaijan Jeyhun Bayramov, seperti dikutip AFP, Selasa 13 September 2022.
Turki mendukung Baku dalam konflik 2020, memasoknya dengan drone tempur yang membantu Azerbaijan merebut kembali sebagian besar wilayah yang hilang di Nagorno-Karabakh dalam perang brutal setelah pecahnya Uni Soviet pada 1991.
Gejolak terbaru berisiko merusak pembicaraan yang sedang berlangsung antara Armenia dan Azerbaijan untuk menandatangani perjanjian damai.
Ini juga berisiko menghambat upaya baru antara Turki dan Armenia untuk mencapai kesepakatan rekonsiliasi yang akan mengakhiri hubungan bermusuhan selama beberapa dekade sejak genosida atau orang-orang Armenia oleh Ottoman selama Perang Dunia I.
Armenia mengatakan bahwa pasukan Azerbaijan "meluncurkan penembakan intensif, dengan artileri dan senjata api kaliber besar, terhadap posisi militer Armenia ke arah kota Goris, Sotk, dan Jermuk" tak lama setelah tengah malam.
Namun kementerian pertahanan Azerbaijan menuduh Armenia melakukan "tindakan subversif skala besar" di dekat distrik Dashkesan, Kelbajar dan Lachin di perbatasan, menambahkan bahwa posisi tentaranya "dikecam, termasuk dari mortir parit".
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News