Otoritas Tiongkok telah melakukan kontak dengan 11 penambang yang terjebak di area tambang Hushan di provinsi Shandong. Namun belakangan diketahui salah satu dari mereka sudah meninggal.
Tim penyelamat telah menggali lubang-lubang kecil untuk menyalurkan pasokan makanan dan obat-obatan ke para penambang. Penyebab ledakan yang menutup pintu masuk tambang Hushan belum diketahui.
Saat ini, tim penyelamat sedang berusaha memperlebar sebuah lorong sempit di area tambang agar para penambang dapat ditarik keluar.
Baca: Tim Penyelamat Tiongkok Mengebor Jalur Kehidupan Baru untuk Penambang yang Masih Terperangkap
"Berbagai penghalang yang ada di sini terlalu besar. Ini artinya, dibutuhkan setidaknya 15 hari lagi bagi kami untuk dapat mencapai para penambang," kata Gong Haitao, wakil kepala departemen publisitas lokal, dilansir dari laman BBC pada Jumat, 22 Januari 2021.
"Material yang menghalangi jalan kami berbobot sekitar 70 ton," sambungnya.
Sepuluh penambang sempat berkomunikasi dengan mengirimkan surat. Mereka juga mengatakan pernah berkomunikasi dengan satu penambang yang berada 100 meter di bawah mereka. Namun selang beberapa waktu, satu penambang tersebut tidak lagi mengirim pesan ke 10 rekannya.
Pengeboran berjalan sulit karena adanya bebatuan keras dan posisi kesepuluh penambang sangat jauh dari permukaan. Tim penyelamat juga harus berhati-hati agar tidak memicu kebocoran air yang dapat membanjiri area bawah tanah tambang.
Saat terjadi ledakan pada 10 Januari lalu, tim penyelamat tidak mendeteksi adanya tanda-tanda kehidupan selama sepekan. Namun pada Minggu pekan kemarin, tim penyelamat merasakan adanya tarikan di salah satu tali yang diturunkan ke area bawah tanah.
Ketika petugas menariknya, terlihat sebuah kertas yang terikat di tali. Dalam pesan tertulis bahwa ada 11 penambang yang terjebak di satu titik, dan yang ke-12 di area lain di bawahnya.
Sejak saat itu kontak dengan penambang ke-12 telah terputus. Sementara satu penambang dari 11 yang tersisa dikonfirmasi meninggal pada Kamis kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News