Berbicara di acara peringatan 23 tahun penyerahan Hong Kong dari Inggris kepada Tiongkok pada Rabu 1 Juli 2020, Carrie mengatakan bahwa setahun terakhir merupakan masa paling menantang dalam kariernya di pemerintahan.
Ia merujuk pada gelombang aksi protes masif kelompok pro-demokrasi yang berlangsung sejak pertengahan tahun lalu. Unjuk rasa berbulan-bulan tersebut kerap berujung bentrok, yang dinilai Lam telah mencoreng citra Hong Kong di masa dunia.
"Kita akan melihat pelangi setelah hujan badai, dan perdamaian akan kembali ke Hong Kong setelah berlangsungnya kerusuhan sepanjang tahun lalu," kata Lam, dilansir dari laman SCMP.
Dengan diterapkannya UU Keamanan Nasional, Carrie Lam ingin memimpin Hong Kong keluar dari masa-masa sulit. Ia juga ingin bertekad meningkatkan kembali perekonomian, memulihkan reputasi internasional, dan juga membangun hubungan yang lebih baik dengan kelompok pemuda di Hong Kong -- mayoritas demonstran pro-demokrasi.
"Ini bukan tugas mudah. Tapi jika kita bisa mengesampingkan perbedaan, Hong Kong akan bersinar kembali," sambungnya.
UU Keamanan Nasional Hong Kong menjadi sorotan global dalam beberapa bulan terakhir. UU ini dinilai dapat mengikis otonomi serta kebebasan di Hong Kong.
Namun Tiongkok berkukuh UU ini dibuat untuk melindungi Hong Kong. Beijing juga berjanji bahwa prinsip "Satu Negara, Dua Sistem" tetap berlaku seperti biasa meski UU Keamanan Nasional sudah diadopsi.
Carrie Lam juga membela UU tersebut, dan menyebutkan salah satu poin yang menjadi kekhawatiran banyak pihak, yakni penunjukan hakim dalam kasus keamanan nasional di Hong Kong. Ia menegaskan nantinya hakim tidak akan dipilih Tiongkok, melainkan oleh pengadilan Hong Kong.
Baca: Lima Hal Penting Seputar UU Keamanan Nasional Hong Kong
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News