Masuknya Taliban ke Kabul membuat Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Afghanistan. Ia mengaku harus pergi demi menghindari pertumpahan darah.
Sebelumnya, seorang petinggi Taliban mengatakan bahwa kelompok mereka akan mengumumlkan pemerintahan baru dari istana kepresidenan di Kabul. Namun hingga kini rencana tersebut kemungkinan masih belum akan dilakukan.
Tiga sumber senior Taliban juga mengatakan kepada media AFP bahwa militan mereka telah menguasai istana kepresidenan dan sedang menggelar rapat keamanan di ibu kota.
Awal Februari lalu, delegasi Taliban yang mengunjungi Iran pernah menyinggung mengenai keinginan membentuk pemerintahan Islami. Saat itu, Taliban dan pemerintah Afghanistan masih menggelar dialog damai di Doha, Qatar.
Aksi kekerasan Taliban meningkat sejak Amerika Serikat dan NATO mulai menarik pasukan dari Afghanistan. Satu per satu kota-kota utama di Afghanistan direbut Taliban, dan yang terbaru adalah Kabul.
Presiden Ghani sudah tidak berada di Kabul saat Taliban masuk ke istana kepresidenan. Media Tolo melaporkan, Ghani kemungkinan pergi ke Tajikistan.
Dalam sebuah pernyataan via Facebook, Ghani mengakui Taliban sebagai pemenang dalam konflik ini.
"Taliban telah berhasil menang dengan pedang dan senjata mereka. Kini, mereka bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan kesejahteraan rakyat mereka," tutur Ghani.
"Mereka kini menhadapi tes historis baru. Apakah mereka akan menjaga nama dan kehormatan Afghanistan, atau mereka akan memberikan prioritasnya ke tempat atau jaringan lain," sambung dia.
Baca: Presiden Afghanistan Mengakui Taliban sebagai Pemenang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News