Sebelumnya, dua pria Muslim telah ditangkap atas serangan Selasa 28 Juni 2022, yang dilakukan sebagai pembalasan atas komentar yang menghina Nabi Muhammad yang dilontarkan oleh juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP) pemerintah India beberapa minggu sebelumnya.
Rekaman pembunuhan dan percobaan pemenggalan kepala Kanhaiya Lal, yang menjadi viral secara online, juga menunjukkan penyerangnya mengacungkan pisau besar dan mengancam akan membunuh Perdana Menteri Narendra Modi.
India memiliki sejarah panjang kekerasan komunal dan pihak berwenang telah menutup koneksi internet dan memberlakukan jam malam di kota tempat serangan itu terjadi untuk mencegah kerusuhan.
Baca: Ketegangan Hindu-Muslim di India Makin Meningkat. |
Tetapi platform media sosial telah dikonsumsi oleh reaksi marah atas pembunuhan itu. Beberapa pengguna menuntut pembalasan kekerasan terhadap kedua tersangka pembunuh dan Muslim lainnya.
Anggota kelompok Telegram publik yang didedikasikan untuk mempromosikan dan membela agama Hindu meminta satu sama lain untuk mengambil senjata dan menyerang Muslim, atau mendiskusikan kebaikan menyerbu kantor polisi untuk menyerang dua pria yang dituduh.
Kelompok sayap kanan Hindu Vishwa Hindu Parishad (VHP) menggunakan media sosial untuk mengeluarkan seruan protes nasional terhadap terorisme Islam dan mengeluh bahwa umat Islam secara rutin mengganggu sentimen agama dari agama mayoritas India.
"Anda harus takut pada hari ketika umat Hindu juga mulai membalas penghinaan itu," kata tokoh senior VHP Surendra Kumar Jain dalam sebuah video yang diposting online, dan ditonton hampir 75.000 kali di Twitter dan Facebook, seperti dikutip AFP, 30 Juni 2022.