Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa gabungan subvarian Omicron, BA.1 dan BA.2 yang pertama kali terdeteksi di Inggris, bisa jadi merupakan varian paling menular sejauh ini. Varian tersebut dinamakan Omicron XE.
Varian Omicron XE diperkirakan 10 persen lebih menular dibanding BA.2, yang lebih mudah menular dibanding Omicron versi orisinal. Padahal, Omicron sendiri dikenal dengan tingkat penyebaran yang tinggi.
Sementara itu, otoritas Tiongkok menemukan dua subvarian baru Omicron yang karakteristiknya tidak sama dengan varian-varian sebelumnya. Belum diketahui apakah penemuan varian ini hanya kejadian sesekali yang tidak signifikan, atau berpotensi menimbulkan masalah baru. Penemuan dua subvarian ini terjadi di saat Tiongkok tengah menghadapi wabah terburuk sejak Wuhan di tahun 2020.
"Jika upaya otoritas Tiongkok tidak efektif dalam menekan virus yang sangat, sangat menular seperti varian Omicron, hal tersebut bisa saja menjadi ancaman bagi seluruh dunia," ujar Rajeev Venkayya, mantan penasihat pertahanan biologi (biodefence) Gedung Putih, dikutip dari The Straits Times, Selasa, 5 April 2022.
"Kita tahu bahwa penularan tidak terkendali dari virus tersebut bisa menyebabkan evolusi lebih luas," imbuh dia, yang menjabat sebagai kepala eksekutif pembuat obat Aerium Therapeutics sejak Maret lalu.
Baca: Waspada, Gejala XE Si Mutan Covid-19 Kemungkinan Mirip dengan Omicron
Berlanjutnya penyebaran Covid-19 hingga hampir 2,5 tahun sejak pertama dideteksi di Tiongkok tetap menjadi kekhawatiran utama bagi komunitas global yang bersiap hidup berdampingan dengan virus tersebut. Sirkulasi Covid-19 tanpa henti didorong oleh perkembangan mutasi yang mengakibatkan lonjakan kasus dan kematian.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) berencana mengadakan rapat pekan ini untuk membahas vaksin booster apa yang diperlukan dan bagaimana menentukan varian spesifik yang harus ditargetkan untuk menangani situasi saat ini.
Jumlah kasus dari varian baru cenderung kecil dibanding wabah yang masih terjadi di seluruh dunia. Para ahli juga telah mencatat munculnya banyak variasi yang tidak menyebar.
Sementara itu di Inggris, otoritas kesehatan telah melaporkan 630 kasus XE. "Kita harus memantau rekombinan baru dengan teliti, tapi kita tidak perlu panik sekarang," kata Dr. Leo Poon, ahli virus dan profesor Universitas Hong Kong. Poon telah melacak dan menulis laporan seputar munculnya varian-varian baru.
Menurutnya, tidak mengejutkan untuk melihat varian rekombinan Covid-19, atau gabungan dua varian sebelumnya, mengingat Delta dan Omicron telah menyebar luas.
Ada kemungkinan orang-orang telah terkena kedua varian tersebut. Namun, jika suatu varian ditemukan di beberapa wilayah dan menyebar dalam masyarakat, maka hal itu perlu menjadi perhatian khusus. (Kaylina Ivani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News