Menurut layanan pemantauan resmi Selandia Baru, gempa tersebut terjadi di bawah Selat Cook yang membagi Pulau Utara dan Selatan pada pukul 19.38 waktu setempat. Dilaporkan gempa tersebut terasa selama beberapa detik di ibu kota Wellington.
Melansir dari laman nzherald.co.nz, Rabu, 15 Februari 2023, gempa tersebut terjadi di kedalaman 48 kilometer, dengan pusat gempa berkisar 50 km dari kota Paraparaumu, menurut layanan pemantauan seismik Geonet.
Lebih dari 60.000 warga Selandia Baru melaporkan merasakan gempa, termasuk di Auckland dan Christchurch. Salah satu penduduk Garden City menggambarkannya sebagai sensasi "bergulir" alih-alih "berguncang."
Badan Penanggulangan Darurat Nasional Selandia Baru telah menyatakan bahwa gempa kali ini tidak memicu ancaman gelombang tsunami. Kantor Manajemen Darurat Wilayah Wellington mengatakan beberapa gempa susulan kemungkinan masih akan terjadi.
Selang beberapa jam usai guncangan pertama, gempa lain berkekuatan 4,0 melanda 45 km barat daya Taumarunui di kedalaman 78 km.
“Rasanya seperti kereta barang yang meluncur melewati rumah kami,” kata David Haxton, yang tinggal di Pantai Raumati, tentang gempa pertama.
”Istri saya, dua anak kami, dan saya segera berkumpul di bawah ambang pintu dan menunggu sampai goncangan mereda," sambungnya
Ditanya bagaimana perasaannya tentang gempa bumi terbaru, Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins mengatakan bahwa itu seolah "tidak dapat dicatat" dengan alat grafik gempa bumi.
Gempa ini terjadi di saat Selandia Baru diterjang Topan Gabrielle, yang sejauh ini telah menewaskan setidaknya tiga orang.
Selandia Baru terletak di Cincin Api atau "Ring of Fire," sebuah area seismik aktif yang rentan diguncang gempa bumi.
Baca juga: 3 Orang Tewas dalam Terjangan Topan Gabrielle di Selandia Baru
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News