"Penerimaan aplikasi pendaftaran capres berakhir pada 14 November malam. Sebanyak 63 individu telah menyerahkan dokumen-dokumen persyaratan bakal calon," kata juru bicara komisi.
Ia menekankan bahwa 63 kandidat tersebut tidak secara otomatis lolos menjadi capres. Masing-masing kandidat pemilu Kirgistan kini harus mengumpulkan 30 ribu tanda tangan sebagai bentuk dukungan dari warga.
Tidak hanya itu, masing-masing kandidat juga harus mampu menggalang dana hingga senilai lebih dari USD11 ribu (setara Rp156 juta) hingga 3 Desember mendatang.
Dalam musim pemilu Kirgistan di tahun 2017, sebanyak 59 orang menyatakan keinginannya untuk menjadi capres, namun hanya 17 dari mereka yang berhasil lolos sebagai kandidat.
Mantan presiden Kirgistan Sooronbay Jeebenkov telah mengundurkan diri pada 15 Oktober lalu di tengah maraknya aksi protes menentang hasil pemilu di Bishkek.
Baca: Presiden Kirgistan Klaim Ada Upaya Perebutan Kekuasaan
Awal Oktober lalu, ratusan pengunjuk rasa di Kirgistan menyerbu gedung parlemen di Bishkek dalam mendesak dibatalkannya hasil pemilu. Para pedemo menuding adanya kecurangan dalam proses pemungutan suara.
Sebagian gedung parlemen terbakar dalam aksi protes pada Senin, 5 Oktober. Satu hari sebelumnya, bentrokan sempat terjadi antar pengunjuk rasa dengan polisi, yang menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan massa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News