Washington menyebut hal tersebut menjijikkan. Sementara, Seoul menyebut Ukraina sebagai lokasi uji coba rudal nuklir milik Pyongyang.
Dalam sidang Dewan Keamanan PBB, utusan Rusia tidak langsung membantah penggunaan senjata dari Korea Utara. Namun ia menyatakan bahwa Amerika Serikat menyebarkan informasi yang salah.
Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, menyampaikan ketidaksenangan terhadap pelanggaran resolusi Dewan Keamanan oleh anggota tetap yang mendukung perang Rusia dan melemahkan rezim non proliferasi global.
“Sangat menjijikkan bahwa anggota tetap Dewan Keamanan PBB secara terang-terangan melanggar resolusi Dewan untuk menyerang negara anggota PBB lainnya," ucap Robert Wood dilansir dari Asia One pada Kamis, 11 Januari 2024.
Baca: Kim Jong-un Kunjungi Pabrik Senjata di Tengah Ketegangan dengan Korsel. |
Sebelumnya, Amerika Serikat dan tujuh negara lainnya menuduh Rusia memanfaatkan hak veto. Rusia dituduh sebagai anggota tetap Dewan Keamanan, dengan mendapatkan rudal Korea Utara dan menggunakannya di Ukraina, sehingga melanggar resolusi Dewan.
Rusia merupakan salah satu negara yang memiliki hak veto. Sama seperti Inggris, Tiongkok, Prancis, dan Amerika Serikat. Hal ini efektif mencegah Dewan Keamanan menghukum Moskow.
Gedung Putih mengungkapkan, Rusia baru-baru ini menggunakan rudal balistik dari Korea Utara. Rudal tersebut ditembakkan untuk serangan di Ukraina. Serangan tersebut menjadi serangan paling intens, sejak terjadinya invasi.
Moskow dan Pyongyang membantah kesepakatan senjata. Namun, mereka berkomitmen untuk memperdalam hubungan militer pada tahun sebelumnya.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, menyebut sidang Dewan Keamanan sebagai latihan propaganda anti-Rusia.Nnamun tidak memberi bantahan tegas terkait penggunaan rudal Korea Utara.
“Hari ini, anggota Dewan Keamanan negara-negara Barat mengulangi ‘fakta’ bahwa militer Rusia menggunakan rudal dari DPRK dalam operasi militer khusus di Ukraina,” kata Nebenzya.
Dia juga menyebutkan bahwa perwakilan Angkatan Udara Ukraina menolak klaim tersebut karena tidak ada bukti yang mendukung. Nebenzya menyiratkan informasi yang disebarkan oleh AS, mungkin tidak akurat karena tidak diperiksa dengan cermat sebelumnya.
Duta Besar Korea Selatan menyatakan penggunaan rudal Korea Utara oleh Rusia, memberikan wawasan teknis dan militer yang berharga bagi Pyongyang.
“Dengan mengekspor rudal ke Rusia, DPRK menggunakan Ukraina sebagai tempat uji coba rudal berkemampuan nuklir,” kata utusan Korea Selatan Hwang Joon-kook.
Ia menambahkan bahwa penggunaan Ukraina sebagai tempat uji coba rudal nuklir oleh Korea Utara merupakan simulasi serangan. Beberapa ahli menilai rudal yang ditembakkan dapat membawa hulu ledak nuklir hingga 460 km. (Atika Pusagawanti)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News