Terdapat dua warga Jerman, empat India dan 16 warga Nepal di pesawat De Havilland Canada DHC-6-300 Twin Otter yang jatuh 15 menit setelah lepas landas dari kota Pokhara pada Minggu pagi.
Pesawat tersebut menuju Jomsom, tempat wisata dan ziarah populer dalam penerbangan yang seharusnya memakan waktu 20 menit.
"Tim penyelamat menemukan 22 mayat di lokasi kecelakaan," ucap Deo Chandra Lal Karna, juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Nepal (CAAN), dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 31 Mei 2022.
Tentara Nepal dan petugas penyelamat telah mengambil 21 jasad korban dari puing pesawat. Jenazah dilaporkan berserakan di lereng curam di ketinggian, sekitar 14.500 kaki pada Senin lalu.
"Mereka menemukan jasad terakhir pada Selasa pagi ini," sambung Deo Chandra.
Nepal, rumah bagi delapan dari 14 gunung tertinggi di dunia, termasuk Everest, memiliki rekor kecelakaan udara yang cukup tinggi. Cuacanya dapat berubah secara tiba-tiba, dan landasan terbang biasanya terletak di daerah pegunungan yang sulit dijangkau.
Pada awal 2018, penerbangan US-Bangla Airlines dari Dhaka ke Kathmandu jatuh saat mendarat dan terbakar, menewaskan 51 dari 71 orang di dalamnya.
Baca: 21 Jenazah Dievakuasi dari Reruntuhan Pesawat yang Jatuh di Nepal
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News