Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan bahwa Canberra sudah mengarahkan para staf kedubes di Kiev untuk pindah ke kantor sementara di kota Lviv.
"Situasi (di Ukraina) semakin memburuk dan sudah mencapai fase berbahaya," kata PM Morrison, dikutip dari The Guardian, Minggu, 13 Februari 2022.
"Saya ingin menyampaikan sebuah pesan jelas mewakili Pemerintah Australia, bahwa tindakan sepihak Rusia, yang mengancam dan mengganggu Ukraina, merupakan sesuatu yang sangat tidak dapat diterima," sambungnya.
Ia juga menyerang Pemerintah Tiongkok yang telah mengkritik Australia karena menggelar dialog dengan Amerika Serikat, Jepang dan India dalam format dialog Quad. PM Morrison tak habis pikir mengapa Beijing mengecam pertemuan tersebut, yang hanya bertujuan mendorong perdamaian dan kesejahteraan di kawasan.
"Pemerintah Tiongkok senang mengkritik Australia yang mengikuti aktivitas-aktivitas damai. Namun mereka justru bungkam saat pasukan Rusia sudah menumpuk begitu banyak di perbatasan Ukraina," sebut PM Morrison.
Sementara itu pemimpin oposisi Australia, Anthony Albanese, menyerukan Rusia untuk segera "mundur" dari perbatasan Ukraina. "Ancaman dan intimidasi terhadap negara berdaulat seperti Ukraina merupakan yang tidak pantas dilakukan di 2022," ucapnya kepada Sky News.
"Kami menghormati kedaulatan Ukraina, dan hal itu harus dihormati semua pihak, termasuk Rusia," pungkasnya.
Sebelumnya, AS juga telah memerintahkan evakuasi kepada sebagian besar staf kedubes mereka di Kiev. Seperti Australia, AS juga mengarahkan para staf diplomatiknya di Kiev ke Lviv.
Baca: Hongaria Ingatkan Potensi Krisis Pengungsian Jika Rusia Menginvasi Ukraina
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News