Tiongkok memandang Taiwan sebagai provinsi terpisah yang dapat diambil kembali sewaktu-waktu. Sementara Taiwan menganggap pulau mereka sebagai negara independen dan berdaulat.
Berbicara dalam konferensi pers rutin pada Senin ini, 11 Oktober 2021, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian menyerukan Canberra untuk mengevaluasi ulang hubungannya dengan Beijing usai kunjungan Abbott ke Taiwan.
Baca: Presiden Tsai Tegaskan Taiwan Tak Akan Tunduk kepada Tiongkok
"Kami menyarankan kepada orang-orang di Australia untuk menyingkirkan mentalitas Perang Dingin dan ideologi prasangka, menghormati fakta-fakta dasar, memandang pertumbuhan Tiongkok secara objektif dan rasional, serta berhenti membuat pernyataan yang tak bertanggung jawab," ujar Zhao dikutip dari laman Fars News Agency.
Menurut Zhao, kunjungan Abbott merupakan intervensi urusan dalam negeri Tiongkok. Abbott, walau belum merupakan pejabat aktif, disebut Tiongkok telah menggunakan kepentingan politiknya dalam menghasut konfrontasi antara Negeri Kanguru dan Negeri Tirai Bambu.
Abbott, yang mengunjungi Taiwan pekan kemarin, menyerukan negara-negara di dunia untuk bersiap menghadapi kemungkinan konflik yang dipicu agresi Tiongkok. Ia juga menyebut segala bentuk eskalasi terkait Taiwan dapat memecah dunia ke dalam dua kubu, yakni "demokrasi dan diktator."
Zhao menyebut komentar Abbott sebagai sesuatu yang "konyol," dengan mengatakan bahwa mantan PM Australia itu "benar-benar tidak dapat membedakan hitam dan putih, serta benar dan salah."
"Segala upaya dalam mendorong teori 'Tiongkok adalah ancaman' merupakan sesuatu yang sangat tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab," sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News