Tiongkok menganggap Taiwan sebagai provinsi terpisah yang suatu saat dapat disatukan kembali -- dengan kekuatan jika diperlukan. Namun Taiwan mengklaim sebagai negara berdaulat serta independen, yang bukan merupakan bagian dari Negeri Tirai Bambu.
"Siapapun tidak dapat memaksa kami untuk menerima rencana Tiongkok terhadap Taiwan, yang tidak menawarkan kebebasan maupun demokrasi," tutur Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, dilansir dari laman US News.
Pernyataan disampaikan Tsai setelah puluhan pesawat militer Tiongkok memasuki ruang udara Taiwan dalam beberapa hari terakhir. Jumlahnya bahkan sempat mencapai 53 pesawat dalam satu hari.
Merespons hal tersebut, Taiwan telah mengerahkan jet tempur untuk menghalau pesawat Tiongkok. Taipei kemudian bersiap mengantisipasi kemungkinan terburuk, jika suatu saat Beijing memutuskan melancarkan serangan.
"Kami berharap dapat menurunkan ketegangan, dan kami tidak akan bertindak gegabah. Tapi satu hal yang pasti, masyarakat Taiwan tidak akan tunduk terhadap tekanan," sebut Tsai dalam pidato di Hari Nasional Taiwan.
Sementara itu di Beijing, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan bahwa reunifikasi dengan Taiwan harus terjadi dan memang akan terjadi suatu saat nanti. Pernyataan disampaikan Xi meski Tiongkok disebut-sebut berpotensi menyerang Taiwan untuk merebut pulau tersebut dengan kekuatan militer.
Seruan Xi terhadap reunifikasi Taiwan disampaikan dalam perayaan resmi di Aula Besar Rakyat di Beijing, yang menekankan pentingnya peran Partai Komunis Tiongkok dalam memimpin Negeri Tirai Bambu di level kawasan dan global.
"Reunifikasi negara harus direalisasikan, dan pasti akan terealisasi," kata Xi.
Baca: Presiden Tiongkok Serukan Reunifikasi Damai dengan Taiwan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News