Sejak Kabul jatuh ke tangan Taliban pada 15 Agustus, ribuan warga pergi ke Lembah Panjshir untuk bergabung dalam gerakan perlawanan atau sekadar mencari perlindungan.
"Perang akan menjadi hal yang tak terhindarkan jika Taliban menolak berdialog," tegas Massoud, dilansir dari saluran televisi Al Arabiya TV pada Minggu, 22 Agustus 2021.
Sisa-sisa personel militer Afghanistan juga telah membentuk sebuah grup milisi di Lembah Panjshir. Menurut keterangan juru bicara Front Perlawanan Nasional (NRF) milik Massoud, Ali Maisam Nazary, grup milisi tersebut sedang mempersiapkan diri dalam menghadapi "konflik jangka panjang."
"Massoud telah mengumpulkan kekuatan tempur dengan jumlah anggota berkisar 9.000 orang," sambung Nazary dalam sebuah wawancara dengan media AFP.
Serangkaian foto AFP memperlihatkan sekelompok orang tengah berlatih di area Lembah Panjshir. Terlihat juga sejumlah kendaraan lapis baja yang melintas di wilayah utara Afghanistan tersebut.
Nazary mengatakan, tujuan utama NRF adalah menghindari pertumpahan darah lebih lanjut di Afghanistan dan mendorong dibentuknya sistem baru di pemerintahan.
Baca: Taliban Pamer Senjata Rampasan, AS Khawatir Disalahgunakan
"Syarat untuk mencapai perjanjian damai dengan Taliban adalah desentralisasi -- sebuah sistem yang memastikan keadilan sosial, kesetaraan, penegakan hak, dan kebebasan bagi semua," sebut Nazary.
"Jika Taliban tidak setuju dengan itu, maka akan ada konflik jangka panjang," lanjutnya.
Saat ini, lanjut Nazary, milisi lokal di sejumlah distrik di Afghanistan mulai berani menentang Taliban dan berkoordinasi dengan NRF.
"Massoud tidak pernah memberikan perintah seperti itu, mereka berinisiatif untuk berkoordinasi dengan kami," sebut Nazary.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News