PM Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare./AFP
PM Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare./AFP

Kepulauan Solomon Bantah Ditekan Tiongkok untuk Bangun Pangkalan Militer

Marcheilla Ariesta • 29 Maret 2022 20:58
Honiara: Perdana Menteri Solomon Island Manasseh Sogavare mengatakan bahwa pakta keamanan yang disepakati negaranya dengan Tiongkok sudah "siap untuk ditandatangani." Di waktu bersamaan, ia juga membantah spekulasi yang menyebut bahwa Kepulauan Solomon telah ditekan Tiongkok untuk membangun sebuah pangkalan militer, atau membiarkan Beijing membangunnya sendiri di sana.
 
Bantahan disampaikan setelah munculnya bocoran dokumen rancangan pakta keamanan pekan kemarin. Dalam bocoran itu, disebutkan adanya proposal yang memungkinkan Tiongkok mengerahkan kekuatan angkatan lautnya ke Kepulauan Solomon.
 
Sogavare menegaskan, dokumen keamanan yang bocor itu baru sebatas rancangan. Ia menolak memberikan rincian mengenai kesepakatan itu.

"Kami tidak pernah ditekan dengan cara apa pun oleh teman-teman baru kami, dan tidak ada niat apa pun untuk meminta Tiongkok membangun pangkalan militer di Kepulauan Solomon," tuturnya, dilansir dari AFP, Selasa, 29 Maret 2022.
 
Pulau-pulau di kawasan Pasifik Selatan banyak yang 'mengalihkan' kesetiaan diplomatik mereka ke Tiongkok dari Taiwan sejak 2019. Dengan demikian, mereka lebih 'condong' ke Negeri Tirai Bambu daripada Amerika Serikat (AS), negara yang mendukung Taiwan.
 
Baca juga: Kerusuhan Ibu Kota Kepulauan Solomon, Sentimen Anti-Tiongkok Merebak
 
Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat menyatakan keprihatinan mereka tentang rancangan pakta keamanan antara Kepulauan Solomon dan Tiongkok. Keprihatinan diungkapkan setelah bocoran rancangan itu mencakup adanya kemungkinan pengerahan kapal AL Tiongkok.
 
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, dokumen yang bocor itu mencerminkan 'potensi militerisasi kawasan' oleh Tiongkok. Sementara Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton, khawatir jika kesepakatan tersebut mengarah ke pangkalan militer Tiongkok di Pasifik.
 
Dalam pidatonya di depan parlemen, Sogavare menyampaikan kritik terhadap negara-negara besar yang menurutnya tidak peduli jika pulau-pulau Pasifik tenggelam karena perubahan iklim. Ia mengatakan, mereka hanya menganggap kawasan Pasifik Selatan sebagai 'halaman belakang' kekuatan besar Barat.
 
Ia juga membantah klaim oposisi bahwa pakta keamanan dengan Tiongkok akan mengarah pada pemerintahan otokratis.
 
Pemerintah Kepulauan Solomon yang kini tampak seperti 'pro-Tiongkok' pernah menghadapi kerusuhan yang menewaskan empat orang dan menyebabkan 1.000 lainnya kehilangan pekerjaan.
 
Selama kerusuhan tahun lalu, Sogavare mengatakan Chinatown di negaranya dibakar, dan ada juga ancaman terhadap infrastruktur olahraga yang sedang dibangun untuk menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Pasifik 2023.
 
Pihak oposisi menuduh Sogavare menggunakan aturan baru dengan Tiongkok, dan membuat kesepakatan keamanan untuk menopang kepemimpinannya.
 
Rancangan pakta keamanan yang bocor menyebutkan adanya perjanjian keamanan, meliputi kehadiran polisi bersenjata dan militer Tiongkok untuk melindungi proyek-proyek Beijing. Mengenai sentimen negatif terhadap Tiongkok, Sogavare menolak anggapan bahwa kehadiran Negeri Tirai Bambu adalah ancaman keamanan bagi kawasan mereka.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan