Setidaknya 1 juta Uighur dan masyarakat dari etnis minoritas lainnya dikabarkan berada di sejumlah kamp di Xinjiang. Sejumlah grup hak asasi manusia menuding Tiongkok melakukan kekejaman di kamp tersebut.
Namun selama ini Tiongkok menegaskan bahwa kamp penahanan itu adalah pusat pendidikan re-edukasi untuk menghapus bibit-bibit ekstremisme dan terorisme.
Telekonferensi isu Uighur, dijadwalkan berlangsung pada Rabu besok, disebut Tiongkok "didasarkan pada kebohongan dan bias politik."
"Kami mendorong para sponsor untuk segera membatalkan acara ini yang menganggu urusan dalam negeri Tiongkok. Kami juga menyerukan negara-negara anggota untuk menolak acara tersebut," ucap misi diplomatik Tiongkok untuk PBB.
"Situasi saat ini di Xinjiang berada dalam kondisi terbaik, dengan terjaganya stabilitas, peningkatan pertumbuhan ekonomi, dan kehidupan harmonis antar semua grup etnis," sambungnya, dilansir dari laman SCMP pada Selasa, 11 Mei 2021.
Baca: Tiongkok Klaim Uighur Telah Lulus Pendidikan
Selain mengenai kamp di Xinjiang, sejumlah grup HAM dan negara-negara Barat juga menuduh Tiongkok mengawasi ketat aktivitas jutaan Muslim di Negeri Tirai Bambu.
"AS mengklaim peduli terhadal hak Muslim, terlepas dari fakta bahwa AS telah membunuh Muslim di Afghanistan, Irak, dan Suriah," ungkap pernyataan Tiongkok.
"Justru AS dan para pengikutnya yang telah membunuh banyak Muslim di dunia," lanjutnya.
Acara telekonferensi pada Rabu besok akan dihadiri duta besar PBB dari AS, Jerman dan Inggris. Organisasi Human Rights Watch (HRW) juga dijadwalkan hadir mengisi acara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News