"Peran G20 sangat krusial sebagai jembatan untuk menghadapi tantangan yang dihadapi dunia yang mencakup isu perubahan iklim, krisis multisektor, serta perpecahan geopolitik yang menimbulkan konflik baru dan mempersulit proses penyelesaian konflik yang telah ada sebelumnya," ujar Guterres di Bali, Senin, 14 November 2022.
Dalam isu perubahan iklim, berdasarkan pembahasan dalam COP 27, sulit untuk memenuhi upaya menahan peningkatan suhu global sebanyak 1,5 derajat. Untuk itu, menurut dia, diperlukan pendekatan baru melalui pakta kolaborasi antaranegara maju dan berkembang yang mana negara-negara G20 bertanggung jawab terhadap 80 persen emisi global.
Terkait isu SDGs, dia berpandangan perlu adanya paket stimulus yang menyediakan investasi dan likuiditas untuk pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, dan energi terbarukan.
"Isu krisis pangan dan energi juga perlu segera diupayakan. Pengentasan kelaparan via Black Sea Grain Initiatives dan akses pangan dan pupuk asal Rusia ke pasar global harus terus dilanjutkan," ujar dia.
Baca: Sekjen PBB Bahas Krisis Pangan Dunia, Harapkan Kehadiran Putin di KTT G20 |
Dalam isu krisis energi, dia mengatakan tidak ada pilihan lain selain mendorong transisi energi terbarukan. Indonesia juga dianggap berperan dalam membenahi ekonomi dan keuangan global yang tidak setara, sehingga pendistribusian sumber daya tidak merata terutama dalam masa pandemi.
"Indonesia memperlihatkan kapasitas luar biasa dalam upaya menyatukan pihak yang berseteru, mempromosikan dialog, dan mencoba mencari solusi nyata di tengah situasi sulit ketika pemisahan geopolitik sangat nyata," kata dia.
Sekjen PBB juga sangat mendukung keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023. Dia berharap Indonesia dapat mendorong solusi penyelesaian konflik Myanmar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News