Banjir Bandang di Tiongkok Tewaskan 16 Warga
Fajar Nugraha • 18 Agustus 2022 16:50
Banjir parah di selatan Tiongkok pada bulan Juni membuat lebih dari setengah juta orang mengungsi dan menyebabkan kerusakan sekitar USD250 juta.
Pada Rabu, pihak berwenang Tiongkok memperingatkan bahwa hujan lebat juga diperkirakan akan melanda wilayah utara negara itu termasuk ibu kota Beijing dan tetangganya Tianjin dan Hebei.
Awal pekan ini, Presiden Xi Jinping meminta para pejabat di Provinsi Liaoning timur laut untuk "memastikan keselamatan nyawa orang-orang dalam pengendalian banjir".
Sementara itu, jutaan orang di barat daya Negeri Tirai Bambu menghadapi pemadaman listrik bergilir setelah gelombang panas yang menghancurkan menyebabkan krisis pasokan listrik yang memaksa pabrik-pabrik berhenti bekerja.
Provinsi Sichuan sangat bergantung pada bendungan untuk menghasilkan listriknya tetapi panasnya telah menyebabkan waduk mengering, memperburuk kekurangan energi.
“Volume air di sungai-sungai besar Sichuan telah turun antara 20 persen dan 50 persen tanpa adanya hujan, menghantam pembangkit listrik tenaga air,” sebut kantor berita negara Xinhua melaporkan Rabu, mengutip pejabat setempat.
Administrasi Meteorologi Tiongkok mengatakan, negara itu akan melalui periode terpanjang suhu tinggi yang berkelanjutan sejak pencatatan dimulai pada tahun 1961, dengan 64 hari berturut-turut peringatan panas di berbagai wilayah mulai Juni.
“Lebih dari sepertiga stasiun cuaca di Tiongkok mencatat panas ekstrem musim panas ini, dengan 262 di antaranya mencapai atau melampaui rekor sebelumnya,” pungkas Pemerintah Tiongkok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)