Dilansir dari The Straits Times, QSR Brands yang memiliki dan mengoperasikan waralaba makanan cepat saji KFC di Malaysia, menutup 108 gerai di seluruh negeri.
Seorang sumber di QSR yang menolak disebutkan namanya itu mengatakan, perusahaan boikot ini sebagai kesempatan untuk menghentikan beberapa operasi gerai KFC yang telah membebani neraca keuangan mereka.
“KFC tidak termasuk dalam daftar perusahaan yang menjadi target BDS. Namun, banyak orang Malaysia melihat operator makanan cepat saji AS terkait dengan Israel termasuk KFC,” kata Profesor Mohd Nazari Ismail, ketua kelompok pro-Palestina Boycott, Divestment, Sanctions Malaysia dikutip dari The Straits Times, Selasa, 30 April 2024.
Baca juga: Ajakan Boikot Produk Terafiliasi Israel Bisa Picu Angka Pengangguran |
Sejak aksi boikot dimulai pada Oktober 2023, KFC diketahui telah mengubah strategi brandingnya dengan memasang tanda di papan menu dan membagikan selebaran yang menekankan bahwa restoran tersebut dimiliki oleh Johor Corporation yang merupakan milik pemerintah negara bagian Johor untuk mengurangi boikot.
Namun, hal ini rupanya tidak membantu bisnis itu. KFC bersama dengan beberapa merek lain yang berbasis di Amerika Serikat (AS) seperti Starbucks dan McDonald's, tetap harus menghadapi boikot karena dianggap memiliki hubungan dengan Israel sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News