Ilustrasi pencari kerja. MI/Bary Fatahillah.
Ilustrasi pencari kerja. MI/Bary Fatahillah.

Ajakan Boikot Produk Terafiliasi Israel Bisa Picu Angka Pengangguran

Eko Nordiansyah • 20 Maret 2024 20:57
Jakarta: Ajakan boikot terhadap produk-produk afiliasi Israel dikhawatirkan menutup peluang kerja sehingga menambah angka pengangguran. Apalagi data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat sekitar 12 persen pengangguran di Indonesia saat ini didominasi oleh lulusan sarjana dan diploma.
 
Pengamat Ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Tadjuddin Noer Effendi menyayangkan adanya ajakan-ajakan boikot yang akhirnya merugikan. Padahal setiap tahun ada ribuan lulusan universitas yang membutuhkan lapangan kerja.
 
“Mereka akhirnya menganggur karena sulitnya mencari pekerjaan. Apalagi dengan ditambah ajakan-ajakan boikot ini, mau kemana para lulusan sarjana kita kalau banyak perusahaan yang tutup,” ujarnya dilansir Rabu, 20 Maret 2024.

Dengan lima persen pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini, ia mengungkapkan, hanya bisa menyerap sekitar satu juta orang per tahun. Sedangkan angkatan kerja Indonesia yang masuk ke pasar kerja setiap tahunnya mencapai dua setengah juta.
 
“Itu berarti kita setiap tahun menciptakan 1,5 juta pengangguran, dan 12 persennya itu adalah lulusan sarjana. Apalagi dengan ajakan-ajakan boikot itu, mau kemana para lulusan sarjana kita ini nantinya,” tuturnya.
 
Untuk mengandalkan perusahaan-perusahaan lokal dan UMKM saja untuk menampung jutaan pengangguran menurutnya mustahil. Untuk itu, pemerintah juga harus bisa mengantisipasi lonjakan pengangguran ini, apalagi dengan adanya isu-isu boikot tersebut.
 
Baca juga: Isu Boikot Produk Israel Banyak Dimanfaatkan untuk Cari Untung

 
Ia juga menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi Indonesia untuk menolak perusahaan asing selama perusahaan itu tidak melanggar kedaulatan dan tidak mengganggu kedaulatan Indonesia. Apalagi mereka juga membawa investasi dan membuka lapangan kerja.
 
“Mereka kan membawa modal ke Indonesia dan menciptakan peluang kerja, apa alasan ditolak? Perusahaan ini masuk ke Indonesia hanya ingin berinvestasi saja. Sementara, kita mau menciptakan lapangan kerja, me?mbutuhkan investasi,” kata dia.
 
Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani menyebut, boikot produk-produk terafiliasi Israel banyak dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk menjatuhkan pesaingnya. Bahkan aksi boikot ini juga menyebabkan PHK di sejumlah perusahaan.
 
“Ini kemudian menjadi masalah serius di mana per Desember kemarin sudah kita record, ada seribu orang yang terpaksa di PHK karena memang turunnya sangat luar biasa,” tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan