Ketua Federasi Kamar Dagang dan Industri Jepang di ASEAN (FJCCIA) Sawamura Takero mengatakan, meskipun Yen melemah, namun hasil keuangan perusahaan Jepang dalam tren meningkat.
"Ini terjadi karena (mata uang) Jepang sedang melemah dan karena kami memiliki banyak anak perusahaan lain di luar Jepang," kata Sawamura usai Dialog ke-16 Sekjen ASEAN dan FJCCIA di Jakarta, Rabu, 17 Juli 2024.
Artinya, kata Sawamura, perusahaan Jepang memanfaatkan momentum tersebut untuk berinvestasi di negara lain di luar Jepang.
"Ini adalah salah satu strategi yang kita punya, perusahaan Jepang miliki," lanjutnya.
Ia menambahkan, perusahaan Jepang memiliki banyak minat untuk melakukan investasi di negara-negara ASEAN, seperti halnya di Indonesia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
"Bagi perusahaan Jepang sangat-sangat menarik bagi kami untuk meningkatkan efisiensi bisnis di wilayah ini," serunya dalam konferensi pers.
Ia mengakui adanya tantangan yang harus diatasi dalam berbisnis. Hal ini mendorong dialog kembali dilakukan dengan Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn.
"Jika kita bisa mengatasi permasalahan tersebut, kami sangat bersedia berbisnis di ASEAN," sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekjen Kao Kim Hourn mengatakan, beberapa sektor di ASEAN sangat menarik minat swasta Negeri Sakura.
"Di ASEAN, beberapa bidang yang diminati antara lain manufaktur, digital ekonomi, ekonomi hijau, dan lain sebagainya yang menarik minat para pengusaha Jepang. Saya mengharapkan kita (ASEAN) dapat menjadi tujuan investasi," kata Kao.
"Kita harus bisa meningkatkan lagi kolaborasi dan kerja sama dalam menyelesaikan berbagai tantangan bersama," pungkasnya.
Baca juga: Jepang Tunjukkan Keseriusan Kerja Sama Mobil Listrik dengan ASEAN
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News