Medan yang sulit dan cuaca buruk menghambat upaya pencarian di dekat kota wisata Pokhara, tempat pesawat turboprop ATR 72 milik Yeti Airlines yang membawa 72 orang jatuh dalam cuaca cerah pada hari Minggu sebelum mendarat.
"Ada kabut tebal di sini sekarang. Kami mengirim personel pencarian dan penyelamatan menggunakan tali ke jurang di mana bagian-bagian pesawat jatuh dan terbakar," kata Ajay K.C., seorang pejabat polisi di Pokhara yang ikut dalam upaya pencarian.
Laman Malay Mail, Selasa, 17 Januari 2023 melaporkan bahwa tim pencari menemukan tambahan dua jasad pada Senin kemarin. Pencarian kemudian dihentikan sementara karena hari mulai gelap.
"Ada anak kecil di antara penumpang. Beberapa mungkin telah terbakar dan meninggal, dan mungkin tidak akan pernah ditemukan. Tapi kami akan terus mencari mereka," tegas K.C.
Saluran televisi menayangkan rekaman beberapa kerabat korban yang menangis. Sebagian dari mereka menunggu jenazah orang yang mereka cintai di luar rumah sakit tempat otopsi dilakukan di Pokhara.
Senin kemarin, tim pencari menemukan dua kotak hitam berupa perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan. Keduanya dalam kondisi baik. Penemuan ini dapat membantu tim penyelidik dalam menentukan penyebab kecelakaan.
Di bawah aturan penerbangan internasional, badan investigasi kecelakaan di negara tempat pesawat dan mesin dirancang dan dibuat secara otomatis menjadi bagian dari penyelidikan. ATR berbasis di Prancis, sedangkan mesin pesawat diproduksi di Kanada oleh Pratt & Whitney Canada.
Tim penyelidik kecelakaan udara Prancis dan Kanada berencana turut berpartisipasi dalam penyelidikan.
Baca juga: Harapan Korban Selamat dalam Kecelakaan Pesawat Nepal ‘Nihil'
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News