Selama pertemuan dengan Sheikh Mohammed, Menlu menegaskan pembicaraan antara keduanya membuahkan hasil positif. Ini termasuk juga mengenai kondisi Afghanistan.
“Kami mendiskusikan banyak isu terkait dengan Afghanistan. Saya menyampaikan pentingnya pemerintahan yang inklusif, pengormatan atas hak perempuan dan memastikan Afghanistan tidak menjadi tempat bersarangnya kelompok organisasi teroris beserta aktivitasnya,” sebut Menlu Retno, melalui Twitter pada 27 Agustus 2021.
Baca: Indonesia Terus Pantau Afghanistan, Termasuk Implementasi Janji Taliban.
Ketiga hal tersebut juga disampaikan Menlu perempuan pertama Indonesia itu saat dia melakukan pertemuan dengan perwakilan Taliban yang berada di Qatar. Pertemuan dilakukan di Kantor Perwakilan Taliban yang bertempat di Doha pada 26 Agustus.
Selain itu, Menlu juga menyempatkan diri melakukan pertemuan dengan Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad. Bersamanya, Retno membahas isu berkaitan tentang evakuasi, keamaan dan masa depan Afghanistan.
Sebelumnya dalam wawancara dengan Media Indonesia, Selasa, 24 Agustus 2021 lalu Menlu Retno menyebutkan, Indonesia terus memantau perkembangan situasi di Afghanistan, terutama setelah kelompok Taliban merebut ibu kota Kabul pada 15 Agustus lalu. Selain memantau situasi keamanan dan politik di Afghanistan, Indonesia juga menanti implementasi janji-janji Taliban.
"Waktu yang akan membuktikan apakah akan terjadi perubahan di Taliban, karena pernyataan mereka mengenai inklusif, masalah perempuan dan sebagainya, itulah yang kita harapkan," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
"Kita ingin melihat bahwa (janji-janji) itu akan diimplementasikan, karena dorongan ke arah itu sudah ada sejak lama kita lakukan," sambungnya.
Menurut Menlu Retno, situasi di Afghanistan masih sangat cair walau Taliban sudah merebut ibu kota. Proses negosiasi internal antar Taliban dan sejumlah pejabat tinggi Afghanistan masih berlanjut, termasuk mengenai seperti apa dan siapa saja yang akan duduk di pemerintahan mendatang.
Karena belum ada sistem pemerintahan yang jelas di Afghanistan, Menlu Retno mengatakan bahwa langkah terbaik saat ini adalah "mengobservasi." Observasi ini dapat dilakukan karena Indonesia masih membuka misi diplomatik di Kabul, di saat beberapa negara lain memilih membekukan atau menutup sepenuhnya.
Di titik ini, lanjut Menlu Retno, Indonesia belum dapat berkata lebih lanjut lagi mengenai Afghanistan. "Masih terlalu dini untuk mengatakan A,B,C,D. Semua akan tergantung pada situasi di lapangan nanti," ungkapnya.
"Kita terus melakukan observasi. Kita akan sangat berhitung dengan cermat. Di titik ini belum ada niatan kita untuk menutup misi kita di Kabul," pungkas Menlu Retno.
KBRI Kabul masih tetap beroperasi hingga saat ini, meski kegiatan operasionalnya untuk sementara dilakukan dari Islamabad, Pakistan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News