Perdana Menteri Manasseh Sogavare menyerukan lockdown pada Rabu melalui pidatonya di stasiun televisi nasional.
"Lockdown Honiara yang akan berlangsung sampai Jumat pukul 07.00 waktu setempat akan memberikan ruang penegak hukum menyelidiki dengan sungguh-sungguh pelaku kerusuhan hari ini dan mencegah kerusakan lainnya," kata Sogavare seperti dikutip CNN, Kamis, 25 November 2021.
Unjuk rasa di Honiara dipicu luapan amarah warga terkait sejumlah masalah dalam negeri. Salah satunya, janji infrastruktur yang belum terealisasi.
Saksi mata dan media lokal melaporkan massa menentang larangan pemerintah untuk turun ke jalan. Gambar langsung menunjukkan beberapa bangunan dilalap api dan gumpalan asap hitam tebal mengepul tinggi di atas ibu kota.
Baca juga: Kerusuhan Ibu Kota Kepulauan Solomon, Sentimen Anti-Tiongkok Merebak
Sentimen anti-Tiongkok tampak jelas terlihat ketika lahan usaha milik Tiongkok menjadi sasaran. Protes ini juga dipicu oleh persaingan antar pulau di negara Pasifik itu.
Sebagian besar pengunjuk rasa di Honiara dilaporkan berasal dari pulau tetangga Malaita, di mana orang telah lama mengeluhkan pengabaian oleh pemerintah pusat.
Pemerintah lokal pulau itu juga sangat menentang keputusan Solomon untuk mengalihkan kesetiaan diplomatik dari Taiwan ke Tiongkok pada 2019. Ini merupakan sebuah langkah yang direkayasa oleh Perdana Menteri Manasseh Sogavare yang menurut para kritikus terlalu dekat dengan Beijing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News