"Kedua negara melihat implementasi IA-CEPA masih perlu digiatkan," kata Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri, Santo Darmosumarto dalam konferensi pers virtual, Kamis, 2 Juni 2022.
Ia mengatakan, perjanjian itu dibentuk pada 2020. Menurutnya, masih banyak hal yang implementasinya belum sesuai harapan.
"Jadi, pembahasannya akan lebih fokus pada isu tersebut (ekonomi) karena kebetulan isu ini yang menjadi perhatian kedua pemimpin sekarang," sambung Santo.
Albanese akan mengunjungi Indonesia pada 6 Juni mendatang. Kunjungan ini dimaksudkan untuk melakukan Pertemuan Tahunan Pemimpin (ALM) Indonesia-Australia.
Baca juga: Baru Terpilih, PM Baru Australia Akan Temui Jokowi Pekan Depan
"Ini menjadi kunjungan bilateral pertama Perdana Menteri Australia sejak dilantik pada 23 Mei 2022. Pertemuan ini menunjukkan kemitraan strategis komprehensif yang dibentuk pada 2018 lalu," kata Santo.
Santo menuturkan, selama ini kemitraan strategis komprehensif antara Indonesia dan Australia banyak terkait dengan keamanan dan demokrasi. Namun, kali ini fokus kerja sama juga melebar ke ekonomi.
"Menimbang kita masih menghadapi kondisi ekonomi global yang kurang menguntungkan," ucapnya.
"Harapan kita bisa membahas isu tersebut dan bagaimana kedua negara dapat mengatasi permasalahan terkait dengan isu ekonomi baik di tingkat regional atau global, termasuk kerja kedua negara di G20," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News