Menyikapi hal tersebut, Faruq Ibnul Haqi, perwakilan PPLN Sydney yang bertugas di Adelaide, menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia yang telah datang ke TPS atas kehabisan surat suara menjelang penutupan Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Menurut Faruq, total surat suara yang tersedia di TPS Adelaide adalah 570 lembar, ditambah dengan 2 persen surat suara cadangan.
Namun, jumlah tersebut ternyata tidak mencukupi, mengingat tingginya partisipasi pemilih.
"Akibatnya, sejumlah pemilih, diperkirakan mencapai puluhan orang, tidak dapat memberikan suara mereka karena surat suara telah habis terpakai lebih awal," kata pernyataan PPLN Sydney.
Insiden ini menyoroti antusiasme yang sangat tinggi dari warga masyarakat Indonesia di Adelaide untuk berpartisipasi dalam pemilu.
PPLN Sydney mengapresiasi antusiasme yang tinggi ini dan berjanji untuk melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Kesuksesan pemungutan suara di Adelaide ini menjadi contoh positif dari partisipasi aktif warga negara dalam menentukan arah dan masa depan negara, meskipun berada jauh dari tanah air.
PPLN Sydney, kata Faruq, menerapkan sistem antrean dalam pemilu kali ini. Antrean ini turut berkontribusi besar terhadap efisiensi dan ketertiban proses pemungutan suara.
Baca juga: Pengalaman Seru WNI Pertama Kali Nyoblos di Los Angeles
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News