Badan-badan bantuan mengatakan sangat penting bahwa pasokan medis dan makanan mencapai sekitar 300.000 orang yang mengungsi di Afghanistan selama dua bulan terakhir. Terutama di tengah kemajuan oleh militan Taliban yang memuncak pada penguasaan Kabul pada 15 Agustus.
Baca: AS Percepat Evakuasi di Afghanistan Usai Taliban Beri Peringatan.
“Hampir 18,5 juta orang -,setengah dari populasi Afghanistan,- bergantung pada bantuan dan kebutuhan kemanusiaan diperkirakan akan meningkat karena kekeringan. Tetapi penutupan Bandara Kabul untuk penerbangan komersial telah menghambat pengiriman,” kata Direktur Darurat Regional WHO Dr Richard Brennan, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa 24 Agustus 2021.
"Sementara mata dunia sekarang tertuju pada orang-orang yang dievakuasi dan pesawat-pesawat yang berangkat, kita perlu mendapatkan pasokan untuk membantu mereka yang tertinggal," kata Brennan dalam sebuah pernyataan melalui email.
Dia mengatakan WHO menyerukan pesawat kosong untuk dialihkan ke gudangnya di Dubai, Uni Emirat Arab, untuk mengumpulkan pasokan dalam perjalanan mereka untuk menjemput para pengungsi dari Afghanistan.
Amerika Serikat (AS) telah meminta enam maskapai penerbangan komersial untuk membantu memindahkan pengungsi Afghanistan.
“Namun mitra koalisi Washington dan NATO sejauh ini mengindikasikan bahwa mereka tidak dapat membawa pasokan pada pesawat evakuasi yang masuk karena kendala operasional dan masalah keamanan,” imbuh Brennan.
"AS menggunakan maskapai komersial ini hanya untuk evakuasi," ujarnya, seraya menambahkan bahwa WHO sedang menjajaki berbagai opsi dan menjangkau pemerintah lain.
"Kami telah disarankan untuk mengeksplorasi opsi di bandara lain seperti pangkalan udara Kandahar, Jalalabad dan Bagram. Kami belum memiliki pesawat untuk terbang bahkan ke pangkalan-pangkalan itu,” jelas Brennan.
Kondisi sulit juga dialami oleh anak-anak di Afghanistan. Direktur eksekutif badan anak-anak PBB UNICEF, Henrietta Fore, mengatakan pada Senin sekitar 10 juta anak-anak di seluruh Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan dan kondisi diperkirakan akan semakin memburuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News