Sejak merebut kembali kekuasaan di Afghanistan bulan lalu, Taliban mendapat tekanan global untuk memutus segala keterkaitan dengan al-Qaeda, kelompok yang bertanggung jawab atas serangan teroris 9/11 di Amerika Serikat.
Di waktu bersamaan, Taliban juga menghadapi serangkaian serangan yang diklaim ISIS atau afiliasinya. Sejak beberapa tahun terakhir, Taliban diketahui berseteru dengan ISIS atas perbedaan ideologi.
Dalam sebuah konferensi pers di Kabul, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membantah tuduhan bahwa al-Qaeda mempertahankan kehadiran mereka di Afghanistan. Ia kembali menegaskan bahwa negara-negara dunia tidak perlu khawatir akan adanya serangan militan dari Afghanistan, seperti yang pernah terjadi di AS pada 2001.
"Kami tidak melihat ada satu orang pun di Afghanistan yang memiliki kaitan dengan al-Qaeda," kata Zabihullah. "Kami juga menjamin negara mana pun di dunia ini tidak akan terkena ancaman bahaya dari Afghanistan," sambung dia, dilansir dari laman India Today, Rabu, 22 September 2021.
Taliban terusir dari kekuasaan oleh pasukan AS setelah terjadinya peristiwa 9/11 di tahun 2001. Grup tersebut kembali berkuasa di Afghanistan setelah AS mengakhiri misi militer mereka di sana.
Baca: Dikabarkan Meninggal, Pemimpin al-Qaeda Muncul di Peringatan 9/11
Dalam proses evakuasi personel militer dan warga AS dari bandara Kabul, sebuah serangan bom bunuh diri terjadi. Serangan yang menewaskan 13 prajurit AS itu diklaim oleh afiliasi dari ISIS, Islamic State Khorasan (ISIS-K).
ISIS-K pertama kali muncul di Afghanistan timur pada 2014, dan kemudian pengaruhnya meluas hingga ke sejumlah area lain di utara. Beberapa tahun lalu, militer AS mengestimasi ada sekitar 2.000 militan ISIS-K di Afghanistan.
Zabihullah Mujahid membantah adanya kehadiran signifikan ISIS-K di Afghanistan, meski mengakui anggota grup tersebut beberapa kali "melancarkan serangan pengejut secara tak kasat mata."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News