Seorang warga memegang koran yang memuat foto Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe pada 21 Juli 2022. (Arun SANKAR / AFP)
Seorang warga memegang koran yang memuat foto Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe pada 21 Juli 2022. (Arun SANKAR / AFP)

Kesepakatan Sri Lanka dengan IMF Tertunda Akibat Kerusuhan

Willy Haryono • 31 Juli 2022 08:37
Kolombo: Presiden baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan bahwa kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membantu negaranya keluar dari krisis ekonomi ditunda hingga September mendatang karena terjadinya kerusuhan dalam beberapa pekan terakhir.
 
Dalam pidato pertamanya sejak parlemen memilihnya sebagai presiden, dikutip dari laman TRT World, Minggu, 31 Juli 2022, Wickremesinghe mengatakan bahwa dirinya mengupayakan kesepakatan dengan IMF tercapai pada awal Agustus. Namun karena adanya aksi protes, jadwalnya terpaksa mundur hingga satu bulan.
 
Wickremesinghe terpilih menjadi presiden pengganti Gotabaya Rajapaksa yang melarikan diri ke Maladewa dan Singapura di tengah demonstrasi massal terkait krisis ekonomi akut Sri Lanka. Kala itu, massa sempat menduduki kediaman Rajapaksa dan sejumlah gedung pemerintah lainnya.

Menurut Wickremesinghe, dialog dengan IMF terhenti sementara sejak terjadinya serangkaian insiden tersebut.
 
April lalu, Sri Lanka mengumumkan penangguhan pembayaran utang luar negeri karena kekurangan mata uang asing. Negara pulau itu memiliki utang luar negeri sebesar USD51 miliar, di mana USD28 miliar harus dibayar pada 2027.
 
Krisis mata uang asing berujung pada berkurangnya barang-barang kebutuhan pokok di Sri Lanka, termasuk makanan, bahan bakar, obat-obatan, gas untuk memasak, dan lain sebagainya.
 
Jumat kemarin, Wickremesinghe menuliskan surat kepada 225 anggota parlemen Sri Lanka untuk bergabung dengan dirinya dalam pemerintahan multi partai.
 
Ia menekankan kembali bahwa menyalahkan Rajapaksa atas krisis ekonomi akut tidak akan menyelesaikan masalah. Alih-alih hal tersebut, Wickremesinghe mengajak semua politisi dan masyarakat untuk bersatu dan mencegah Sri Lanka terjatuh lebih dalam.
 
Pernah enam kali menjadi perdana menteri, Wickremesinghe tidak populer di kalangan masyarakat karena menjadi presiden lewat dukungan parlemen yang sebagian besarnya dikuasai partai Rajapaksa.
 
Banyak warga Sri Lanka menuduh Wickremesinghe melindungi klan Rajapaksa, yang sejak beberapa dekade terakhir menguasai dunia perpolitikan di Sri Lanka.
 
Baca:  Sri Lanka Tak Akan Sambut Mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa jika Kembali
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan