"Ini adalah tragedi yang menyedihkan. Sayangnya, tragedi ini tidak terbatas di Takhar," ujar Khalilzad, dilansir dari laman ANI pada Minggu, 25 Oktober 2020.
"Ada banyak warga sipil yang menjadi korban bom mobil, bom rakitan (IED), dan serangan terencana oleh Taliban," sambungnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Khalilzad mengungkapkan belasungkawa mendalam kepada keluarga dari para korban serangan di Afghanistan, termasuk dalam kasus kematian 12 anak-anak di Takhar.
Ia menyerukan adanya penurunan aksi kekerasan di Afghanistan dan mendorong percepatan solusi politik.
"AS terus fokus terhadap tujuan ini, dan mendorong kedua kubu untuk mengurangi aksi kekerasan dan mencari jalan menuju perdamaian secepat mungkin," sebut Khalilzad.
Hingga kini delegasi Pemerintah Afghanistan dan Taliban masih berdialog damai di Doha, Qatar. Namun sejauh ini, kedua kubu belum menemukan titik temu.
Serangan udara di Takhar terjadi pada pekan ini. Kala itu, pasukan Afghanistan melancarkan serangan terhadap militan Taliban di wilayah tempat berdirinya sebuah sekolah agama dan masjid.
Menurut laporan media lokal, serangan udara itu merupakan balasan atas kematian 47 personel keamanan Afghanistan di tangan Taliban.
Usai menerima informasi adanya militan Taliban yang bersembunyi di sebuah masjid di Takhar, pasukan Afghanistan pun melancarkan serangan udara. Namun nahas, serangan itu justru menewaskan 12 anak-anak.
Baca: Serangan Udara Afghanistan Tewaskan 30 Militan Taliban
(WIL)