Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping sebelum pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing. Foto: AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping sebelum pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing. Foto: AFP

Putin dan Xi Jinping Saling Dukung di Tengah Tuduhan Invasi Rusia ke Ukraina

Fajar Nugraha • 04 Februari 2022 18:24
Beijing: Rusia dan Tiongkok bersatu ketika para pemimpin negara itu bertemu di Beijing menjelang upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin. Kebersamaan Presiden Vladimir Putin dan Presiden Xi Jinping ingin menampilkan diri mereka sebagai penyeimbang bagi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
 
Tiongkok mengatakan, mendukung tuntutan Rusia untuk jaminan keamanan dari Barat, karena kedua negara meminta NATO untuk meninggalkan pendekatan Perang Dingin.
 
Itu terjadi ketika Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menolak klaim AS bahwa Moskow merencanakan serangan palsu untuk membenarkan invasi ke Ukraina. Lavrov menyebut hal itu sebagai "omong kosong".

Presiden Putin tiba di Beijing pada Jumat 4 Februari 2022 untuk upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin dan berbicara dengan Xi Jinping.
 
“Tiongkok dan Rusia dengan tegas saling mendukung dalam membela kepentingan utama,” sebut Presiden Xi dalam pembicaraan, seperti dikutip Sky News.
 
Sementara Putin memuji hubungan dekat yang "belum pernah terjadi sebelumnya antara keduanya”.
 
Kehadiran Putin di pertandingan itu menjadikannya tamu paling terkenal yang hadir, menyusul keputusan AS, Inggris, dan lainnya untuk tidak mengirim pejabat sebagai protes atas pelanggaran hak asasi manusia Tiongkok dan perlakuan terhadap Uighur dan minoritas Muslim lainnya.
 
Dalam sambutan yang disiarkan televisi, pemimpin Rusia memuji hubungan ekonomi yang erat antara kedua negara, menyoroti kontrak baru untuk memasok Tiongkok dengan 10 miliar meter kubik gas per tahun dari Rusia timur.
 
Siaran yang ditayangkan di Moskow menunjukkan kedua pemimpin dunia, tidak ada yang mengenakan masker, duduk berhadapan masing-masing di seberang meja besar di wisma negara bagian Beijing. Mereka dikelilingi oleh para ajudan yang menggunakan masker.
 

 
Rusia dan Tiongkok juga menyerukan NATO untuk menghentikan ekspansi, karena mereka menandatangani pernyataan bersama dengan maksud "untuk melawan campur tangan kekuatan eksternal".
 
Kedua negara mengatakan mereka ingin melihat langkah lebih lanjut diambil untuk menurunkan risiko perang nuklir, tetapi menambahkan bahwa mereka mengutuk pembentukan AUKUS dan blok militer lainnya di kawasan Asia-Pasifik.
 
Kemitraan AUKUS, diumumkan tahun lalu, melihat Inggris, Australia dan AS membentuk pakta keamanan trilateral untuk mengembangkan dan menyebarkan kapal selam bertenaga nuklir, menambah kehadiran militer Barat di kawasan Pasifik di tengah meningkatnya kekhawatiran atas Tiongkok.
 
Negara-negara tersebut juga mengatakan mereka khawatir tentang rencana Jepang untuk membuang air radioaktif dari bencana nuklir Fukushima ke laut.
 
“Rusia dan Tiongkok juga mengoordinasikan posisi mereka di Ukraina selama pertemuan antara menteri luar negeri mereka, Wang Yi dan Lavrov,” kata kementerian luar negeri China.
 
Ribuan tentara Rusia telah berkumpul di dekat perbatasan Ukraina, meningkatkan kekhawatiran akan invasi. Ini sesuatu yang telah disangkal oleh Rusia, namun Barat meyakini invasi itu akan terjadi.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan