"Penyelidikan akan mengklarifikasi jenis senjata apa yang digunakan untuk menyebabkan dampak eksternal," ucap Menteri Transportasi Azerbaijan Rashad Nabiyev pada Jumat kemarin, menurut laporan kantor berita Azertag.
Nabiyev mengatakan bahwa puing pesawat dan pernyataan saksi menunjukkan bahwa pesawat itu telah dirusak dari luar di atas bandara tujuan awal di Grozny, ibu kota Republik Chechnya Rusia.
"Menurut (pernyataan) ini, ada suara ledakan di luar dan kemudian pesawat itu ditabrak sesuatu," kata dia, dikutip dari Miami Herald, Sabtu, 28 Desember 2024.
Pada saat pesawat itu rusak pada Rabu pagi, pertahanan udara Rusia dilaporkan terlibat dalam pertempuran dengan pesawat nirawak (drone) Ukraina di wilayah tersebut. Nabiyev tidak menyebutkan secara spesifik pihak mana, menurut intelijen pemerintah Azerbaijan, yang telah menembaki pesawat itu.
Beberapa media, mengutip sumber pemerintah Azerbaijan yang tidak disebutkan namanya, sebelumnya telah melaporkan bahwa kecelakaan itu disebabkan rudal antipesawat Rusia.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, menyuarakan kecurigaan ini pada hari Jumat. "Kami telah melihat beberapa indikasi awal yang pasti mengarah pada kemungkinan bahwa jet ini ditembak jatuh sistem pertahanan udara Rusia," ucapnya.
Azerbaijan Airlines mengatakan hasil investigasi awal menunjukkan bahwa insiden ini disebabkan "dampak fisik dan teknis dari arah luar."
Izin Mendarat di Grozny
Foto-foto bagian ekor pesawat menunjukkan kerusakan menyerupai lubang benturan pecahan peluru dari senjata antipesawat. Nabiyev juga mempertanyakan mengapa pesawat itu mencoba melakukan pendaratan darurat di Aktau, dengan mencatat bahwa pesawat itu terbang di atas bandara di Makhachkala, ibu kota Republik Dagestan Rusia, setelah terjadinya kerusakan.Penyelidik harus mengklarifikasi apakah pendaratan darurat telah diizinkan atau ditolak di Makhachkala, katanya, serta mengapa posisi satelit pesawat itu terganggu.
Baik Kremlin maupun otoritas penerbangan Rusia Rosaviatsiya tidak mengomentari apakah rudal antipesawat dapat menghantam pesawat tersebut, yang membawa 67 orang dalam perjalanan dari Baku ke Grozny.
Kepala Rosaviatsiya, Dmitry Yadrov, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa pesawat dari maskapai Azerbaijan Airlines itu tidak dapat mendarat di Grozny karena alasan keselamatan.
"Situasi hari itu dan selama jam-jam tersebut di area bandara Grozny sangat rumit," kata Yadrov.
"Pesawat tanpa awak tempur Ukraina melakukan serangan teroris terhadap infrastruktur sipil di wilayah Grozny dan Vladikavkaz pada saat itu," sambungnya.
Baca juga: Dari Tabrakan Burung Hingga Tembakan Rusia, Ini Kronologi dan Dugaan Jatuhnya Pesawat Azerbaijan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News