Tirai memisahkan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan di sebuah universitas di Kabul, Afghanistan, 7 September 2021. (Aamir QURESHI / AFP)
Tirai memisahkan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan di sebuah universitas di Kabul, Afghanistan, 7 September 2021. (Aamir QURESHI / AFP)

Menteri Pendidikan Bentukan Taliban Sebut Gelar Akademis Tak Lagi Penting

Willy Haryono • 08 September 2021 11:26
Kabul: Seorang menteri yang ditunjuk Taliban untuk mengurusi bidang pendidikan di Afghanistan, Sheikh Molvi Noorullah Munir, menyebut gelar-gelar akademik seperti master (S2) atau PhD tak lagi penting.
 
"Gelar PhD, atau Master, sudah tidak lagi bernilai hari ini. Para mullah dan pemimpin Taliban yang berkuasa tidak punya gelar PhD, MA, atau bahkan SMA, tapi mereka orang-orang yang paling hebat," tutur Molvi, dilansir dari laman India Today, Rabu, 8 September 2021.
 
Dalam sebuah konferensi pers di Kabul, juru bicara Zabihullah Mujahid mengumumkan pembentukan pemerintah interim. Mullah Mohammad Hasan Akhund menjadi perdana menteri, sementara salah satu pendiri Taliban, Abdul Ghani Baradar, menjadi pendampingnya.

Seperti banyak tokoh di jajaran petinggi Taliban, nama besar Akhund didapat dari kedekatannya dengan pemimpin pertama kelompok tersebut, Mullah Mohammad Omar. Akhund berasal dari Kandahar, tempat kelahiran Taliban.
 
Sirajuddin Haqqani ditunjuk menjadi menteri dalam negeri. Ia adalah putra pendiri jaringan Haqqani, yang diklasifikasikan sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat. Haqqani adalah salah satu orang yang paling dicari FBI karena keterlibatannya dalam serangan bunuh diri dan hubungannya dengan Al-Qaeda.
 
Baca:  Buronan Teroris dalam Pemerintahan Baru Afghanistan Bentukan Taliban
 
Adapun putra dari pendiri Taliban, Mullah Mohammad Yaqoob, diangkat sebagai menteri pertahanan. Mohammad Yaqoob adalah putra dari Mullah Omar.
 
Sementara itu, pasukan perlawanan di Lembah Panjshir, atau NRFA mengecam pembentukan pemerintahan interim Afghanistan oleh Taliban. Menurut mereka, pemerintahan tersebut ilegal dan meminta komunitas global untuk tidak mengakuinya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan