Hampir tiga minggu setelah perebutan kekuasaan dari pemerintahan demokratis Afghanistan, Taliban akhirnya memulai babak baru dalam kekuasaannya. Mereka menunjuk Mullah Mohammad Hasan Akhund sebagai perdana menteri.
Baca: Taliban Bentuk Pemerintah Baru, Hasan Akhund Jadi Perdana Menteri.
Seperti dilansir The India Times, Rabu 8 September 2021, Hasan Akhund, seperti banyak orang dalam kepemimpinan Taliban, mendapatkan banyak prestise dari hubungan dekatnya dengan almarhum pendiri gerakan itu Mullah Omar. Omar memimpin pemerintahannya dua dekade lalu.
Akhund adalah tokoh lama badan pembuat keputusan kuat Taliban, Rehbari Shura, atau dewan kepemimpinan. Dia adalah menteri luar negeri dan kemudian wakil perdana menteri ketika Taliban terakhir berkuasa. Seperti banyak anggota kabinet yang akan datang, Akhund berada di bawah sanksi PBB karena perannya dalam pemerintahan itu.
Sementara Sirajuddin Haqqani menjabat sebagai menteri dalam negeri. Dia adalah putra pendiri jaringan Haqqani, yang diklasifikasikan sebagai kelompok teroris oleh Washington. Dia adalah salah satu orang yang paling dicari FBI karena keterlibatannya dalam serangan bunuh diri dan hubungannya dengan Al-Qaeda.
Adapun putra dari pendiri Taliban, Mullah Mohammad Yaqoob, diangkat sebagai menteri pertahanan. Mohammad Yaqoob adalah putra dari Mullah Omar.
Amerika Serikat melalui Kementerian Luar Negerinya menyuarakan kekhawatiran atas nama-nama yang berada dalam kabinet yang sifatnya sementara ini. AS pun sebelumnya menegaskan belum mau cepat-cepat mengakui Taliban sebagai penguasa Afghanistan.
Kebuntuan ekonomi
Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid, berbicara dengan latar belakang runtuhnya layanan publik dan krisis ekonomi di tengah kekacauan penarikan asing yang penuh gejolak. Dia menjelaskan alasan pembentukan pemerintahan baru ini.“Kabinet penjabat telah dibentuk untuk menanggapi kebutuhan utama rakyat Afghanistan,” tutur Mujahid.
Dia mengatakan beberapa kementerian masih harus diisi sambil menunggu perburuan orang-orang yang memenuhi syarat.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, sebelumnya pada Selasa bahwa layanan dasar terurai di Afghanistan dan makanan serta bantuan lainnya akan segera habis. Lebih dari setengah juta orang telah mengungsi secara internal di Afghanistan tahun ini.
Sebuah konferensi donor internasional dijadwalkan di Jenewa pada 13 September. Kekuatan Barat mengatakan mereka siap untuk mengirim bantuan kemanusiaan, tetapi keterlibatan ekonomi yang lebih luas tergantung pada bentuk dan tindakan pemerintah Taliban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News