Wapres AS Kamala Harris kembali singgung intimidasi Tiongkok di Laut China Selatan saat berada di Vietnam. Foto: Medcom.id/Marcheilla.
Wapres AS Kamala Harris kembali singgung intimidasi Tiongkok di Laut China Selatan saat berada di Vietnam. Foto: Medcom.id/Marcheilla.

Di Vietnam, Harris Juga Tuduh Tiongkok Mengintimidasi di Laut China Selatan

Marcheilla Ariesta • 25 Agustus 2021 20:14
Hanoi: Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris mengatakan, negaranya akan menemukan cara baru untuk meningkatkan tekanan pada Tiongkok. Ia menuduh Beijing melakukan intimidasi di perairan Laut China Selatan untuk kedua kalinya dalam dua hari.
 
Tuduhan ini sudah pernah dilayangkan Harris sebelumnya di Singapura.
 
Dalam kunjungannya ke Vietnam, Harris menekankan komitmen Amerika Serikat ke Asia. Ia mengatakan akan terus menantang penindasan dan klaim maritim berlebihan Beijing di Laut China Selatan.

"Kita perlu menemukan cara untuk menekan dan meningkatkan tekanan pada Tiongkok untuk mematuhi Konvensi PBB mengenai Hukum Laut," katanya, dilansir dari AFP, Rabu, 25 Agustus 2021.
 
Sementara itu, Tiongkok membalas tuduhan Harris dengan mengatakan AS sebagai negara munafik. "Mereka (AS) malah memaksa dan mengintimadi negara-negara di kawasan Asia Tenggara dalam skema untuk menahan kami (Tiongkok)," kata pejabat Negeri Tirai Bambu tersebut.
 
Media nasional Tiongkok, China Daily, juga melontarkan kecaman terhadap Harris.
 
Baca juga: Balas Komentar Wapres Harris, Tiongkok: Tak Ada Lagi yang Percaya AS
 
"Saat menuduh Tiongkok melakukan tekanan dan intimidasi, Harris secara sengaja mengabaikan kemunafikannya sendiri dalam upaya mengintimidasi negara-negara regional agar bergabung dengan Washington dalam skema menghadapi Tiongkok," tulis editorial di media tersebut.
 
Ketibaan Harris di Vietnam sempat tertunda beberapa jam setelah ada 'insiden kesehatan tidak wajar di Hanoi' yang mereka sebut sebagai Sindrom Havana. Sindrom ini menimpa diplomat AS di beberapa negara termasuk Tiongkok dan Rusia.
 
Tidak jelas apa yang menyebabkan sindrom tersebut, namun diduga bahwa ada orang Rusia atau Tiongkok yang menggunakan perangkat elektronik berintensitas tinggi untuk melukai diplomat AS secara fisik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan