Pekan lalu, Korea Utara mengirim dua gelombang balon berisi sampah ke negara tetangganya, yang digambarkan sebagai tanggapan terhadap balon propaganda anti-Pyongyang yang dikirim sejumlah aktivis Korea Selatan.
Pyongyang mengumumkan penghentian balon pada Minggu lalu, tetapi beberapa hari setelahnya, sebuah kelompok Korea Selatan yang disebut "Pejuang untuk Korea Utara yang Merdeka" mengatakan telah mengirim 10 balon dengan musik K-pop dan 200.000 selebaran yang menentang pemimpin Korut Kim Jong-un.
Militer Korea Selatan "memantau dengan cermat dan waspada" karena "kemungkinan akan ada lebih banyak balon sampah sekitar besok," kata juru bicaranya kepada AFP pada Sabtu, 8 Juni 2024.
Korea Utara mengatakan bahwa pihaknya akan menanggapi dengan "kertas bekas dan sampah" seratus kali lipat jumlahnya jika para aktivis Korea Selatan mengirim lebih banyak selebaran propaganda.
Balon-balon sampah dari Korea Utara pekan lalu telah mendarat di sejumlah lokasi di Korea Selatan. Isi dari balon tersebut meliputi puntung rokok, potongan kardus, dan baterai bekas.
Menanggapi gelombang balon sampah tersebut, Korea Selatan pada Selasa lalu menangguhkan sepenuhnya kesepakatan militer tahun 2018 dengan Korea Utara, yang dimaksudkan untuk mengurangi ketegangan antara kedua negara.
Pihak berwenang di Seoul telah mengecam balon-balon Korea Utara sebagai tindakan "kelas rendah," dan mengancam akan melakukan aksi balasan lanjutan.
Baca juga: Balon Sampah Picu Ketegangan, Korsel Tangguhkan Pakta Militer dengan Korut
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News