Jakarta: Direktur Kerja Sama Asia, Pasifik dan Afrika (Aspasaf) Abdul Kadir Jaelani mengatakan, Kedutaan Besar RI di Afghanistan telah kembali beroperasi di Kabul. Pengoperasian kembali KBRI Kabul sudah berlangsung sejak Desember tahun lalu.
"KBRI Kabul sejak Desember tahun lalu sudah beroperasional kembali, walaupun sampai saat ini masih level kuasa usaha," kata Kadir dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, 2 Desember 2022.
Meskipun KBRI Kabul sudah kembali beroperasi lagi, namun Indonesia masih belum memberikan pengakuan secara resmi. Kadir mengatakan, sudah ada dua negara yang secara eksplisit mengakui Taliban, namun Indonesia masih tetap berpegang teguh pada pendiriannya.
"Tapi hal ini tidak menghalangi Indonesia untuk pendekatan ke semua pihak di Afghanistan, karena tujuan kita adalah pendekatan konstruktif, proses perdamaian, proses pembangunan di sana butuh waktu yang lama," lanjut dia.
Terkait hal ini, Indonesia akan kembali menggelar International Conference on Afghan Womens Education (ICAWE). Kadir mengatakan kegiatan ini bertujuan galang dukungan internasional dalam rangka memajukan pemberdayaan perempuan di sektor pendidikan.
"Kondisi pendidikan bagi perempuan di Afghanistan saat ini mendapat tantangan serius. Faktor keterbatasan menjadi masalahnya, termasuk keterbatasan kebijakan Taliban," ujarnya.
Menurutnya, lewat kegiatan ini, Pemerintah Indonesia berpandangan bahwa tidak ada pembangunan tanpa peran perempuan yang memadai. "Kegiatan ini penting diselenggarakan dan menjadi bukti konkret Indonesia mendorong perdamaian di Afghanistan," sambungnya.
Konferensi ini adalah kolaborasi Indonesia dengan Qatar. Selain Qatar, ada beberapa negara yang sudah mengkonfirmasi kehadiran, diantaranya adalah Pakistan, Selandia Baru, Norwegia, dan Uni Emirat Arab.
Baca juga: Afghanistan Minim Perubahan, Indonesia Belum Akan Akui Pemerintahan Taliban
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id