Dikutip dari CNN, NDMA mengatakan hampir sepertiga dari total korban tewas tersebut adalah anak-anak. Sepanjang Sabtu kemarin, NDMA mencatat tambahan 57 kematian, 25 di antaranya anak-anak.
Bencana banjir di Pakistan, terjadi akibat kombinasi guyuran hujan deras dan melelehnya gletser di pegunungan utara, dideskripsikan sebagai yang terburuk dalam sejarah negara tersebut.
Menurut serangkaian foto satelit Agensi Luar Angkasa Eropa, lebih dari sepertiga wilayah Pakistan sempat terendam banjir pada satu waktu. Sejumlah organisasi bantuan mengatakan banjir kali ini berdampak pada sekitar 33 juta orang.
Dari total total, tiga juta anak-anak Pakistan membutuhkan bantuan kemanusiaan darurat karena adanya risiko penyakit menular, tenggelam dan malnutrisi.
Banjir di Pakistan juga telah merusak atau menghancurkan 17.566 sekolah di seantero negeri. UNICEF mengatakan hal tersebut semakin memperburuk nasib pendidikan anak-anak di Pakistan setelah sempat terganggu pandemi Covid-19 selama dua tahun.
Meski banjir di Pakistan surut, negara tersebut masih menghadapi masalah pemulihan panjang hingga bertahun-tahun ke depan.
"Para penyintas harus memulai kehidupan mereka dari nol," sebut Aurelie Godet, juru bicara Medecins du Monde, organisasi bantuan yang telah bekerja di Pakistan sejak 1966.
"Ini tidak akan berakhir dalam dua bulan. Mereka membutuhkan bantuan jangka panjang," sambungnya.
Dua provinsi Pakistan yang terkena dampak banjir terburuk adalah Balochistan dan Sindh. Di sana, banyak infrastruktur dan sistem perairan rusak diterjang banjir.
Menyerukan bantuan internasional, Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif mengestimasi bahwa bencana banjir di negaranya telah menimbulkan kerugian material dengan nilai mencapai lebih dari USD10 miliar.
Baca: Militer Pakistan Kembali Selamatkan 2.000 Orang yang Terdampar Banjir
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id