"Termasuk di 416 anak-anak," kata Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDMA), dikutip dari AFP, Jumat, 2 September 2022.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meminta bantuan sebesar USD160 juta untuk membantu mengatasi apa yang dikatakannya sebagai "bencana iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya" ketika angkatan laut Pakistan menyebar ke pedalaman untuk melakukan operasi bantuan di daerah-daerah yang menyerupai laut.
Badan anak-anak PBB, UNICEF mengatakan, lebih banyak anak bisa meninggal karena penyakit.
"Sekarang ada risiko tinggi penyakit yang ditularkan melalui air dan mematikan yang menyebar dengan cepat -- diare, kolera, demam berdarah, malaria," kata Perwakilan UNICEF Pakistan Abdullah Fadil dalam jumpa pers di Jenewa.
"Oleh karena itu ada risiko lebih banyak kematian anak," sambung dia.
Baca juga: Derita Ibu di Pakistan Melahirkan di Tengah Bencana Banjir
Angkatan Laut menerbangkan lebih dari 150 orang dari desa-desa di Dadu pada Kamis kemarin. Sedangkan Jumat ini, militer mengatakan telah mengevakuasi sekitar 50.000 orang, termasuk 1.000 melalui udara, sejak upaya penyelamatan dimulai.
"Selama 24 jam terakhir, 1.991 orang yang terdampar telah dievakuasi," kata angkatan bersenjata dalam sebuah pernyataan. Mereka menambahkan, hampir 163 ton pasokan bantuan juga telah dikirim ke korban banjir.
Beberapa penerbangan bantuan kemanusiaan dijadwalkan tiba pada Jumat dari negara-negara Timur Tengah seperti Qatar dan Uni Emirat Arab.
Pejabat cuaca memperkirakan lebih banyak hujan dan banjir bandang di bulan September, dengan wilayah selatan bersiap menghadapi gelombang air dari sungai Indus.
Direktur Program Pangan Dunia PBB untuk Pakistan Chris Kaye mengatakan, banjir juga kemungkinan akan mengganggu pekerjaan bantuan di negara tetangga Afghanistan, mengingat peran negara itu sebagai rute transit utama.
"Banjir di Pakistan akan sangat mempengaruhi kemampuan itu," katanya. "Kami menjadi sangat prihatin tentang ketahanan pangan secara keseluruhan (di wilayah ini)," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News