Krisis kemanusiaan di Afghanistan/AFP
Krisis kemanusiaan di Afghanistan/AFP

Pemimpin Negara G20 Sepakat Bekerja Sama Hindari Bencana Kemanusiaan di Afghanistan

Marcheilla Ariesta • 13 Oktober 2021 08:36
Roma: Para pemimpin G20 sepakat untuk bekerja sama menghindari bencana kemanusiaan di Afghanistan. Kesepakatan ini diambil dalam pertemuan tatap muka pertama Taliban dengan delegasi Amerika Serikat dan Uni Eropa di Qatar.
 
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Perdana Menteri India Narendra Modi bergabung secara virtual. Mereka membahas mengenai krisis ekonomi dan kemanusiaan yang membayangi, yang dipicu oleh kembali berkuasanya Taliban di Afghanistan.
 
Uni Eropa membuka pembicaraan dengan menjanjikan 1 miliar Euro (Rp16,4 triliun), termasuk uang untuk kebutuhan kemanusiaan yang mendesak, serta bantuan bagi negara tetangga yang menerima pengungsi dari Afghanistan.

Perdana Menteri Italia, Mario Draghi, mendorong pertemuan G20 sejak pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban pada Agustus lalu. Ia bersikeras, harus mendapatkan memberikan bantuan lebih banyak dari biasanya.
 
Sementara itu, Presiden Tiongkok dan Rusia tidak hadir sendiri dalam pertemuan ini. Mereka mengirimkan perwakilan. Namun, menurut Draghi, mereka sepakat perlunya memberikan bantuan lebih banyak ke Afghanistan.
 
"Alih-alih menanggapi dan berdebat, kami memiliki kesadaran akan keadaan darurat ini dan G20 memiliki tanggung jawab yang besar terhadap rakyat Afghanistan," serunya, dilansir dari AFP, Rabu, 13 Oktober 2021.
 
Baca juga: G20 Bahas Krisis Kemanusiaan Afghanistan Hari Ini
 
Bantuan internasional belum dikirim ke Afghanistan sejak Taliban kembali berkuasa.Aset negara yang disimpan di luar negeri telah dibekukan, sementara harga pangan dan pengangguran meningkat, memicu peringatan bencana kemanusiaan saat musim dingin tiba.
 
"Berdiri dan menyaksikan 40 juta orang terjun dalam kekacauan di Afghanistan, bukanlah tujuan masyarakat internasional," kata Kanselir Jerman, Angela Merkel.
 
PBB dan Qatar, sebagai perantara utama di Afghanistan, juga diundang ke pembicaraan tertutup itu pada Selasa kemarin.
 
Uni Eropa menekankan uangnya akan diberikan kepada organisasi internasional yang bekerja di lapangan daripada pemerintah sementara Taliban, yang belum mendapat pengakuan dari pemerintah lain.
 
Namun, Draghi mengatakan bahwa Taliban sangat penting untuk menyalurkan bantuan.
 
"Sangat sulit untuk melihat bagaimana seseorang dapat membantu rakyat Afghanistan tanpa semacam keterlibatan pemerintah Taliban," katanya.
 
"Jika mereka tidak ingin kita masuk, kita tidak akan masuk," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan